Wednesday, April 3, 2013

Konsultan Tikus


Kali ini, ketidaksukaan saya pada tikus ternyata membawa berkah. :) Tulisan ini dimuat di Rubrik Gado-Gado, Majalah Femina No. 49, Edisi 15 Desember 2012.
Syarat teknisnya:
1. Font Arial spasi ganda.
2. panjang tulisan maksimal 3 halaman folio.
3. Kirim ke kontak@femina.co.id.
4. Tulis biodata singkat dan no. rek di akhir naskah.
5. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media mana pun, termasuk blog.

Cit… cit… cit… Gludag!
            Suara tikus berkeliaran membuat saya terbangun. Sudah lama saya terganggu dengan kehadiran mereka. Belakangan, kesabaran saya mulai menipis. Sekarang, mereka berani menggasak makanan dan membuat kerusakan di langit-langit rumah.
            Saya tidak tinggal diam begitu saja, lho. Saya sudah sering bereksperimen menggunakan berbagai pembasmi tikus. Mulai dari lem tikus, perangkap hingga berbagai jenis racun. Sebut saja semuanya, saya sudah pernah mencoba.


Bahkan, ketika tahu ada alat yang menggunakan teknik gelombang suara untuk mengusir tikus saya tergoda membelinya. Sayangnya, suami tak setuju. Itu karena harganya yang cukup mahal. Juga muncul kekhawatiran jika suara dari alat itu akan mengganggu. Akhirnya saya batal membeli alat itu.
            Kian hari, gangguan tikus itu semakin merajalela. Mereka bahkan berani menampakkan diri di hadapan saya, meski saya siap dengan senjata gagang sapu. Pernah suatu kali seekor tikus melintas di dapur saat saya sedang memasak! Aaargh!
            Menanggapi kekesalan saya, suami malah menggoda saya.
            “Biar nggak benci-benci amat sama tikus, bayangkan mereka selucu Mickey Mouse,” katanya tertawa.
            Ih, mana bisa? Dari dulu saya sudah terlanjur menganggap tikus itu sebagai binatang yang menyebalkan dan menjijikkan. Saya benci setengah mati dengan tikus.
            Saking bencinya, saya melakukan proteksi besar-besaran di rumah. Saya tutup lubang-lubang yang mungkin bisa mereka masuki. Saluran air di dekat mesin cuci saya tutup dengan batu bata saat tidak digunakan. Makanan wajib disimpan di dalam lemari saat malam tiba. Sela-sela pintu saya sumpal dengan kertas agar mereka tak bisa masuk.
            Tapi herannya mereka masih saja berkeliaran. Seolah mengejek saya, mereka menggigit kertas yang saya selipkan di bawah pintu. Waduh! Emosi saya terkuras habis-habisan karena makhluk itu.
            Saya pun kembali memutar otak. Ketika bertemu dengan salah seorang teman, saya menceritakan masalah tersebut.
            “Panggil saja konsultan tikus. Aku baru saja mencobanya,” sarannya.
            Saya tertawa geli. Tikus saja sampai ada konsultannya! Tapi saya jadi penasaran, kira-kira seperti apa ya pekerjaan mereka?
            Teman saya pun menawarkan saya ke rumahnya. Kebetulan, dia sedang memanggil konsultan tikus itu. Betapa terkejutnya saya ketika melihat pekerjaan mereka. Ternyata mereka sangat serius menangani tikus, lho. Dengan telaten mereka menjelaskan sifat dasar tikus.
            “Tikus ini binatang yang cerdas, Bu. Kecerdasannya hampir sama dengan monyet. Percuma kalau kita menggunakan racun tikus yang membuat tikus-tikus itu langsung mati. Karena, saat salah satu mati, tikus-tikus lainnya belajar dari peristiwa itu. Mereka tidak akan mau makan makanan yang dimakan tikus yang mati itu,” jelas mereka.
            Saya hanya bisa mangut-mangut mendengarnya. Wah, sekarang saya tahu mengapa belakangan racun tikus yang saya tempatkan di beberapa tempat selalu utuh.
            “Sebaiknya ibu pakai racun ini. Jika tikus makan racun ini, butuh beberapa hari sebelum mereka mati karena racun. Kemungkinan mereka tidak mati di tempat. Tapi, saya jamin dalam waktu beberapa bulan, rumah ibu akan bersih dari tikus,” lanjutnya.
            Ooo… ternyata ujung-ujungnya jualan, tho? Meski tahu mereka tidak sekedar menawarkan jasa, saya tetap tertarik memakai jasa mereka. Tentu saja, saya ingin lihat buktinya dulu dari teman saya. Jika mereka berhasil menangani tikus di rumah teman saya, baru saya berniat memanggil mereka.
            Berbulan-bulan berlalu saya memantau pekerjaan mereka dari cerita teman. Eh, lama kelamaan saya semakin terkesan.
            “Yang paling repot adalah ketika tikus itu mati di tempat yang susah dijangkau. Bau bangkainya menyebar kemana-mana,” keluhnya. “Tapi konsultan tikus itu langsung datang saat dipanggil dan mereka yang membersihkannya.”
            Iseng saya bertanya, berapa biaya yang dikeluarkan untuk menangani masalah tikus ini sampai tuntas? Jawabannya hampir saja membuat saya pingsan! Pasalnya, saya tak menyangka angka yang dikeluarkan mencapai tujuh digit untuk jasa selama beberapa bulan.
            Ckckck… tikus… tikus! Ternyata tikus itu juga menggerogoti dompet hingga jebol!

10 comments :

  1. wah, baru tau juga ada konsultan tikus ya Fit hehee... pebisnis ulung itu :D
    oya, itu syarat teknis folio itu ukuran apa ya, kan ada tuh letter, A4, legal. thks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa aja bisa jadi duit ya, Mbak. :p Aku pakai A3, Mbak.

      Delete
  2. jd akhirnya pilih tikusnya tetep berkeliaran atau lebih rela dompetya di gerogoti, Mbak? Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, di rumah baru lebih aman dari tikus. Soalnya rumah lama banyak kebon, mungkin karena itu juga jadi tikusnya berkeliaran. :)

      Delete
  3. Pelihara kucing saja Mbak Fita. Dijamin rumah nggak bakalan ada tikusnya, :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sempat kepikir, Mbak. Sayangnya, anak-anak alergi bulunya. :(

      Delete
  4. baru tau juga aku klo ada konsultan tikus. kebetulan di rumah juga lagi berburu tikus nih. cuman masih pake cara standar, lem tikus. udah kena sih. moga temennya gak dateng buat bales dendam. ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku sudah pakai segala cara, tetap saja tikusnya datang huhuhu. Alhamdulillah di rumah baru nggak ada tikus. Mudah-mudahan seterusnya :)

      Delete
  5. Hehehe...jadi terinspirasi cerita ini mbak. Konsultan tikusnya oke banget :))

    ReplyDelete
  6. Eeh, jadi keingetan :D
    Perasaan sy pernah nulis tentang tikus jg, cm saat itu bahas ttg tikus got.
    Sy lupa, cerita itu udh sy sharing apa belum di blog ^ ^


    ReplyDelete