Thursday, December 31, 2015

Jejak Langkah 2015

Beberapa tahun belakangan saya membuat ringkasan peristiwa penting yang saya lalui di akhir tahun. Bukan untuk apa-apa selain untuk evaluasi diri dan mensyukuri yang sudah saya peroleh. Tetapi, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015 sepertinya tidak banyak yang hal bisa saya catat di bidang tulis menulis. Sebagai gantinya, saya lebih banyak mengedit. Saya menyadari betul penyebab kurang produktifnya dalam menulis buku dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Tuesday, December 29, 2015

Gamis Cantik Waya Komala

Sudah lama saya mencari-cari penjahit yang cocok dan ongkosnya ringan di dompet. Beberapa kali saya mencoba menjahitkan gamis atas dasar rekomendasi teman. Tetapi saya merasa tak cocok. Entah karena hasilnya yang kurang sesuai dengan keinginan saya. Atau ongkos jahitnya yang terlalu mahal. Kali lain, saat hasil dan ongkosnya cocok dengan keinginan, eh gamis saya jadinya lama sekali. Bisa sampai enam bulan!

Monday, December 28, 2015

[DIY] Membuat Pom-pom Kertas

Kebetulan ketiga putri saya suka sekali membuat prakarya. Sampai-sampai, di rumah, saya punya sekotak besar berisi harta karun mereka. Yang saya namakan harta karun adalah segala pernak-pernik untuk membuat prakarya, mulai dari kertas, flanel, benang, pita, lem, manik-manik, dan sebagainya. Sekarang bahkan kotaknya sudah bertambah, ada di kamar Kakak, si sulung. Ya, sejak dia keranjingan merajut, dia punya kotak harta karun sendiri di kamarnya.

Sunday, December 27, 2015

Membuat Itinerary

Masih tentang travelling seperti tema blogpost sebelumnya, membuat itinerary bagi saya penting. Terutama jika tujuan liburan kami ke luar negeri atau belum pernah dikunjungi sebelumnya. Minimal saya membuat catatan beberapa tempat yang ingin kami datangi. Kadang-kadang, saya membuat itinerary lebih rinci seperti yang biasa dibuat oleh travel agent

Friday, December 25, 2015

Berkunjung ke Science Center Singapura

Kata siapa sains itu membosankan? Kami membuktikan bahwa sains bisa jadi fun kalau anak-anak melihatnya di tempat yang tepat.



Rabu, 23 Desember 2015 kami sekeluarga pergi ke Science Center, Singapura. Kepergian kami ke tempat ini dalam rangka liburan. Seelah sebelumnya menghabiskan waktu seharian penuh di Sentosa, hari berikutnya kami menuruti permintaan si sulung. Lokasi Science Center ini berada di Jurong East. Lumayan jauh dari Paya Lebar, daerah tempat kami menginap. Kami naik MRT dari Stasiun Paya Lebar dan turun di Stasiun Jurong East. Lalu dilanjut dengan berjalan kaki sekitar 700 meter (sekitar 10-15 menit). Science Center ini buka mulai pukul 10.00-18.00. Tiket standar untuk masuk Science Center  berkisar antara 8 SGD (children)-12 SGD (adult).

Monday, December 21, 2015

5 Ide Kegiatan iburan untuk Anak-anak

Menjelang liburan, saya biasanya sudah menyiapkan kegiatan untuk anak-anak. Tidak selalu berupa pergi ke suatu tempat (yang mana budget liburan ini bisa jadi membengkak kalau dipakai untuk full travelling selama liburan). Namun juga bisa berupa kegiatan kreatif dan edukatif untuk anak-anak.  Alasan saya merencanakan liburan supaya anak-anak punya kegiatan yang berarti. Jujur saja, saya tidak suka melihat mereka memegang gadget seharian atau menonton televisi terus. Ini biasanya terjadi jika tidak punya rencana liburan.

Sunday, December 20, 2015

10 Kuliner Semarang Favorit Versi Saya

Jauh dari kampung halaman membuat saya sering merindukan beberapa makanan khas kota kelahiran saya. Pasalnya, di Depok maupun Jakarta, saya tidak menemukan makanan-makanan khas Semarang yang sesuai dengan lidah saya. Padahal, saya sudah 12 tahun tinggal di Depok. Mirip-mirip mungkin ada. Tetapi nggak bisa benar-benar mengobati kerinduan saya pada makanan asli Semarang. Lagipula, kalau ada, harganya jelas lebih murah di Semarang hehehe. Jadi sebenarnya yang saya kangeni  itu rasanya atau harganya yang ramah dompet ya? Hahaha. Ya mungkin dua-duanya. Kalau harganya pas di dompet dan enak tentu saja saya merasa puas.

Saturday, December 19, 2015

Kelas Menulis di Panti Asuhan Kiai Ageng, Semarang

Jumat, 18 Desember 2015 kami sekeluarga terbang ke Semarang. Kepergian kami ke Semarang bukan semata-mata untuk liburan, melainan karena saya sudah berjanji mengisi kelas menulis di sebuah Panti Asuhan. Acara ini digagas oleh teman-teman saya semasa SMA. Setelah 17 tahun berpisah, kami bertemu lagi dalam acara runi angkatan 98 yang diberi nama 98 Friendships Festival. Acaranya sendiri berlangsung selama 3 hari. Baksos ke panti asuhan merupakan salah satu dari rangkaian acara tersebut.

Thursday, December 17, 2015

Packing Koper untuk Liburan Bersama Keluarga

Libur tlah tiba … Libur tlah tiba … Hore! Hore! Hore!
Menjelang akhir tahun seperti ini, rasanya ingin bersenandung lagu ini terus. Ya, menjelang akhir tahun, keluarga kami biasanya sudah merencanakan liburan. Kalau di saat-saat lain kadang-kadang saya dan suami atau saya sendiri yang berlibur (we have “our time” and “me time”), khusus akhir tahun maupun saat lebaran, kami pergi full team. Seru? Pastinya. Tapi … sebelum pergi, saya mesti putar otak dulu untuk packing. Masalahnya, dengan tiga orang anak perempuan, bawaan kami susah dikurangi. Apalagi semenjak anak-anak beranjak besar mereka mulai mengenakan hijab. Satu stel saja sudah terdiri dari beberapa potong baju: celana panjang, kaus (plus manset, jika lengan kausnya pendek), jilbab, kaus kaki. Wow, banget ya.



Nah, kebetulan besok kami mau pergi selama seminggu, 3 hari ke Semarang dan 3 hari ke Singapura. Bagaimana caranya supaya bawaan kami lebih ringkas? Beginilah yang saya lakukan: 

  • Siapkan koper yang bisa di-extend lebarnya jika dibutuhkan. Koper seperti ini akan membantu jika saat pulang bawaan jadi beranak hehehe. Saya sendiri, biasanya sudah memperkirakan barang yang akan dibeli saat berlibur. Untungnya, saat pergi bersama anak-anak, biasanya selera belanja saya mendadak hilang. Alhamdulillah, aman dompet dan nggak over baggage. Oya, karena anak-anak sudah bisa membawa koper sendiri, terkadang mereka saya perbolehkan membawa koper sendiri. Sengaja saya beli koper yang warna dan gambarnya mereka sukai.
  • Rencanakan jumlah baju yang akan dibawa. Karena nanti kami berencana pergi seharian maka dalam satu hari cukup dihitung satu stel saja. Contohnya begini: jika akan pergi 4 hari 3 malam, maka baju atasan cukup 4 (plus 1 baju cadangan untuk masing-masing anak), bawahan 2, dan baju tidur 1-2. Jumlah pakaian dalam menyesuaikan. Syukurlah anak-anak sekarang bukan balita lagi, jadi mereka bisa menjaga supaya bajunya tidak kotor. 
  • Belilah plastik kedap udara untuk mengemas baju. Apa gunanya plastik ini? Dengan plastik ini, baju yang setumpuk bisa menjadi lebih ringkas. Hemat tempat kan jadinya? Saya senang sekali saat menemukan plastik ini. Walaupun secara berat tidak berkurang, tetapi tumpukan baju yang menggunung terlihat lebih rapi dan kempes! Bagaimana cara pakainya? Lihat yang di bawah ini ya.
Segini banyaknya ....
Ini plastiknya ....

Masukkan ke dalamnya dengan rapi ....

Tutup zipernya sambil tekan-tekan ...

Taraaa! Ini hasilnya.
  • Bawalah celana dalam sekali pakai sehingga mengurangi barang bawaan saat pulang. Memang tidak ramah lingkungan sih, tetapi dalam keadaan seperti ini, celana dalam seperti ini sangat membantu mengurangi beban koper. 
  • Bawalah deterjen untuk mencuci baju jika diperlukan. Tidak semua baju saya cuci, karena ini akan memakan waktu. Saya hanya mencuci baju yang tipis dan mudah kering. Itupun hanya di awal perjalanan karena jika sampai tidak kering justru akan menambah beban bawaan kita saat membawanya dalam keadaan basah. 
  • Bawalah perlengkapan mandi dalam kemasan kecil. Perkirakan jumlahnya cukup selama perjalanan. 

Nah, itu tadi tips dari saya untuk packing koper menjelang liburan bersama keluarga. Bagaimana dengan Teman-teman? Apakah punya tips khusus untuk meringkas bawaan? Yuk, share di sini. Siapa tahu bisa saya contek kapan-kapan. 




Tuesday, December 15, 2015

Lima Ketrampilan Dasar yang Penting untuk Anak

Bagi saya, mengajarakan kemandirian pada anak itu penting banget. Salah satu usaha saya untuk membantu anak-anak mandiri adalah dengan membiasakan mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga dan kebutuhan mereka sendiri. Ketika ART saya resign , saya tegaskan pada anak-anak untuk belajar mengurus diri sendiri, syukur-syukur bisa membantu saya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Saya katakan bahwa membekali diri dengan ketrampilan dasar seperti ini kelak pasti akan ada gunanya.

Sunday, December 13, 2015

Belajar Home Education dari Mak Irul

Diam-diam, saya suka memerhatikan beberapa blog yang rajin posting topik parenting. Salah satu blog yang saya singgahi adalah blog milik Mak Irul, demikian saya biasa menyapanya. Catatan Emak, judul blognya merupakan catatan keseharian Mak Irul bersama keenam anaknya. Enam? Iya, benar. Kebayang kan, gimana sibuknya dia? Saya saja yang punya anak tiga, sering pontang-panting mengatur waktu. Eh, tapi, hebatnya, Mak Irul sempet lho bikin kurikulum home education untuk keenam anaknya.