Sebagai penulis, saya tidak hanya mengalami hal-hal menyenangkan seperti buku terbit, mendapat royalti, mendapat apresiasi dari pembaca dan lain sebagainya. Sebenarnya, ada banyak hal lain yang tidak menyenangkan. Misalnya, naskah ditolak penerbit, royalti yang di bawah ekspektasi atau diransfer tak sesuai jadwal, dikritik pedas oleh pembaca (note: penulis juga manusia, bisa menerima kritik jika disampaikan dengan cara yang santun), dan masih banyak lagi yang lainnya. Jujur saja, saat berada dalam keadaan seperti ini sangat manusiawi jika merasa terpuruk dan galau. Mau nangis, mau marah, mau teriak boleh saja. Tetapi jika mau menyerah dan berhenti menulis, pikirlah sejuta kali dahulu. Kenapa? Karena kita nggak akan tahu rasanya berhasil kalau kita menyerah.
Bagaimana caranya supaya bisa move on dari kondisi terpuruk ini? Berikut ini beberapa tips yang sering saya lakukan.