Monday, June 4, 2018

Menjadi Orangtua Zaman Now

Menjadi ibu dari tiga orang anak (yang ketiganya perempuan) membuat saya ekstra hati-hati. Tiga anak, tiga karakter yang berbeda, sehingga pendekatannya pun tak sama. Khusus untuk Kakak, demikian saya menyebut putri sulung saya yang beranjak remaja,  belakangan saya sering merasa kehabisan kata untuk mendekatinya. 

Menengok kembali ke belakang, ketika saya seusianya, situasi sekarang jelas berbeda. Generasi milenial seperti Kakak dan teman-temannya, akrab sekali dengan internet. Bandingkan dengan masa remaja saya, jangankan internet, ponsel pun jarang yang punya. Jika dulu, waktu saya bersama teman dihabiskan dengan banyak ngobrol face-to-face, tanpa teralihkan oleh gawai yang dipegang. Sekarang? Jangankan dengan temannya, bicara dengan ortunya saja pun sambil nunduk pegang ponsel.

Sebagai ibu dari generasi milenial, saya berpikir tidak bisa mengadaptasi sepenuhnya pola pengasuhan dari kedua orangtua saya di masa remaja saya. Tak heran jika sekitar 2 tahun belakangan, saya sering melakukan trial and error. Menjadi orangtua tak ada sekolahnya. Yang bisa saya lakukan adalah banyak bertanya pada teman-teman yang memiliki anak yang sudah melalui tahap pra remaja. Dari situlah saya mendapat banyak masukan. Saya juga mencari banyak referensi bacaan. Dua artikel yang menarik di antaranya tentang memahami remaja dan tentang lingkungan yang menyenangkan di rumah yang saya temukan di web Sahabat Keluarga Kemdikbud.