Monday, April 29, 2013

(Writing Course) Meet Fasya, The Talkative Girl

Perkenalan saya dengan Fasya bermula ketika sang mama menghubungi saya melalui e-mail. Beliau mengatakan Fasya membaca blog saya dan tertarik mengikuti les menulis seperti Danu, yang pernah saya ceritakan di sini (satu lagi rezeki yang saya peroleh dari blog, alhamdulillah). Ternyata oh ternyata, Danu adalah teman mengaji Fasya (saya jadi nyengir sendiri ketika tahu kenyataan ini. Dunia ternyata sempit, ya)

Fasya baru beberapa kali datang ke rumah saya untuk belajar menulis. Tapi, saya punya kesan luar biasa dari gadis kecil satu ini. Pertama, jemarinya lumayan terampil mengetik untuk anak-anak seusianya (usia Fasya 8 tahun). Kedua, dialah murid yang paling banyak bertanya. Ini bukan sesuatu yang saya keluhkan karena justru dengan banyak bertanya, saya jadi tahu dia mengerti atau tidak.

Wednesday, April 24, 2013

[Travelling Bangkok Day 1] I'm Coming!

Ini memang bukan kali pertama saya pergi ke Bangkok. Hampir dua tahun lalu, usai banjir besar melanda Bangkok, saya dan suami nekat pergi ke Bangkok. Ya iyalah, udah beli tiket promo. Sayang kalau batal gara-gara banjir itu hehe.

Nah, kali ini, saya pergi bersama rombongan penulis, editor dan ilustrator. Total rombongan terdiri dari 7 orang, yaitu saya, Nunik, Ichen, Mbak Erna, Kang Iwok, Kang Odoy dan Mas Benny. Sebelum berangkat sudah kebayang serunya perjalanan ini. Berkali-kali bongkar pasang jadwal perjalanan dan mencari informasi jalur terbaik menuju hotel membuat saya termimpi-mimpi. Saking senangnya, saya mimpi koper saya ketinggalan. Benar-benar nightmare!

Apa sih tujuan kami datang ke sana? Tentu saja yang utama adalah berkunjung ke Bangkok International Book Fair 2013. Selain itu, kami juga sudah akan bertemu dengan perwakilan Minmie Bag Factory, sebuah perusahaan tas Thailand yang lisensi penerbitannya di Indonesia dipegang oleh Mizan. Yah, meski saya belum pernah menulis serial Minmie ini, moga-moga saja saya tetap diajak jalan-jalan ke kantornya. *komat-kamit baca doa. Soalnya, dalam hati kecil saya, tentu saja saya ngarep tas Minmie yang cute itu.

Tuesday, April 23, 2013

Perjalanan yang Menyenangkan

Tulisan ini pernah dimuat di majalah Parenting, Oktober 2010


Tahun ini adalah tahun ketujuh pernikahan kami. Itu artinya, sudah tujuh tahun pula kami hidup jauh dari orangtua, baik orangtua saya maupun suami. Selama itu pulalah setiap tahun kami melakukan perjalanan menggunakan mobil, menempuh jarak berkilo-kilo meter jauhnya demi merayakan lebaran bersama keluarga besar kami.
            Perjalanan mengendarai mobil memang menjadi pilihan kami karena tentu akan lebih mudah dan hemat jika kami membawa barang bawaan kami yang tak pernah sedikit jumlahnya itu ke dalam mobil, ketimbang menggunakan pesawat atau kereta api. Hingga kini, setelah anak-anak kami lahir, mobil tetaplah menjadi satu-satunya alat transportasi yang membawa kami mudik ke kampung halaman selama bertahun-tahun. Ekonomis dan cukup nyaman.

Sunday, April 14, 2013

Resolusi Tahun Baru



Dimuat di Majalah Parenting Edisi Desember 2009



“Bunda jahat!” teriak Keisya, gadis kecil saya yang sekarang berusia 4 tahun. Saya terperanjat kaget. Seumur-umur baru kali ini saya mendengarnya berkata demikian. Batin saya tidak siap menerima kalimat kasar yang terlontar dari bibir mungilnya. Marah, kecewa, dan sedih bercampur aduk menjadi satu. Saya “hanya” menolak menemaninya menggambar dan seperti itu responnya? Sungguh tak bisa dipercaya!

Wednesday, April 3, 2013

Arti Kemerdekaan


Dimuat di Rubrik Refleksi Majalah Parenting, Agustus 2009. Sekarang, rubrik itu sudah tidak ada.



Tidak pernah terbayangkan oleh saya bahwa menjadi seorang fulltime mother akan sibuk luar biasa dari pagi menjelang hingga malam tiba. Apalagi saya juga bekerja dari rumah sebagai penulis lepas. Kalau dulu selama hampir empat tahun saya ‘hanya’ mengurus rumah, seorang anak plus suami. Sekarang semuanya sungguh berbeda. ‘Kemerdekaan’ saya berkurang dibandingkan dulu. Kemerdekaan yang bagi saya berarti kesempatan mendapatkan waktu untuk diri sendiri alias ‘me time’ sekarang merupakan barang langka yang hanya sesekali waktu saja saya peroleh. Itupun dengan perjuangan yang ekstra.

Jidat Harry Potter


Dimuat di Majalah Girls Tahun 2010. Idenya saya peroleh dari Keisya yang jidatnya luka waktu main. :)

Gara-gara dahinya terantuk batu saat berlari-lari di halaman, Arya harus rela mendapatkan beberapa jahitan di dahinya. Dokter mengatakan dia baru boleh masuk sekolah paling cepat tiga hari lagi. Padahal besok Arya akan tampil untuk pentas seni di sekolah.
            “Lebih baik Arya istirahat dulu di rumah minimal tiga hari,” saran dokter itu.
            Arya sudah merengek-rengek pada Ayah agar diijinkan masuk sekolah besok. Tetapi jawaban Ayah tegas. Sekali tidak tetap tidak. Kali ini dia mencoba membujuk Ibu.
            “Bu, besok Arya masuk sekolah ya? Kalau tidak nanti peran Arya digantikan orang lain.”
            Ibu menggeleng tanpa banyak bicara. Arya terdiam. Dia kecewa karena besok dia tidak bisa tampil di acara pentas seni di sekolah. Padahal dia sudah rajin berlatih beberapa minggu belakangan. Ini kesempatan besar yang sudah ditunggu-tunggunya. Dia ingin membuktikan bahwa dia bisa berakting. Lagipula dia berperan sebagai peran utama. Baru kali ini dia diminta menjadi seorang Pangeran yang menyelamatkan Putri. Arya sudah membayangkan betapa kerennya menjadi seorang Pangeran! Gara-gara ceroboh, dia tidak bisa naik pentas! Arya menggerutu pada dirinya sendiri.

Kamera Haikal


Dimuat di Kompas Anak, 18 Desember 2012


“Ibuuu! Mana kaosku yang pink? Yang bunga-bunga itu lho,” seru Keisya sambil mengacak-acak lemari pakaiannya. Semua pakaian dilempar keluar.
Haikal, kakaknya mengikuti Keisya dan merekamnya dalam kamera. Akhir-akhir ini, Haikal senang merekam berbagai hal dengan kamera barunya. Kamera itu kado ulang tahun Haikal yang ke-11 dari Om Hari, adik Ibu. Kata Om Hari, kamera itu untuk Haikal berlatih menjadi wartawan. Haikal memang ingin jadi wartawan seperti Om Hari.
“Minggir!” jerit Keisya kesal. Dia mendorong kamera yang disorongkan Haikal ke arah lain. Haikal malah tertawa. Wajah Keisya yang kesal membuat Haikal semakin senang menggodanya.
“Aktingmu bagus, Kei,” katanya terus merekam.
Mata Keisya melotot.


Konsultan Tikus


Kali ini, ketidaksukaan saya pada tikus ternyata membawa berkah. :) Tulisan ini dimuat di Rubrik Gado-Gado, Majalah Femina No. 49, Edisi 15 Desember 2012.
Syarat teknisnya:
1. Font Arial spasi ganda.
2. panjang tulisan maksimal 3 halaman folio.
3. Kirim ke kontak@femina.co.id.
4. Tulis biodata singkat dan no. rek di akhir naskah.
5. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media mana pun, termasuk blog.

Cit… cit… cit… Gludag!
            Suara tikus berkeliaran membuat saya terbangun. Sudah lama saya terganggu dengan kehadiran mereka. Belakangan, kesabaran saya mulai menipis. Sekarang, mereka berani menggasak makanan dan membuat kerusakan di langit-langit rumah.
            Saya tidak tinggal diam begitu saja, lho. Saya sudah sering bereksperimen menggunakan berbagai pembasmi tikus. Mulai dari lem tikus, perangkap hingga berbagai jenis racun. Sebut saja semuanya, saya sudah pernah mencoba.