Thursday, January 15, 2015

Terjebak di Abu Dhabi Airport #TravellingtoEurope (Part 4)

Rabu sore tanggal 31 Desember 2014, saya berangkat menuju kantor suami. Khawatir jika lalu lintas Jakarta crowded menjelang pergantian tahun, setelah makan dan sholat maghrib kami menuju bandara. Flight kami pukul 01.40. Namun kami sudah tiba pukul 21.00.

Counter check-in Etihad baru dibuka pukul 22.00. Setelah check-in, kami segera naik lalu menunggu di depan gate. Teman seperjalanan kami kebanyakan adalah orang-orang yang akan pergi berumroh. Mereka transit di Abu Dhabi.

Tepat pada saat yang dijanjkan, pesawat take off. Diiringi doa, kami hanya bisa berharap perjalanan lancar dan kami dalam lindungannya. Beberapa kali pesawat berguncang kecil, masih dalam taraf wajar. Saya sempat tertidur sesaat lalu terbangun ketika pramugari membagikan kudapan berupa mie instan. Lapar membuat saya langsung menghabiskannya.

Menjelang pagi, pramugari kembali memberikan makanan. Kali ini menu lengkap berupa omelet, roti, jus, buah dan yogurt. Saya tak sanggup menghabiskannya. Perut rasanya sangat kenyang.

Beberapa saat kemudian pemandangan menakjubkan tampak di luar pesawat. Sunrise! Warnanya kuning sempurna dipadu gumpalan awan. Subhanallah, cantik. Saya langsung mengambil kamera pocket. Sayangnya, karena keteledoran saya, baterainya lupa saya pasang. Tak mau kehilangan momen, saya menggunakan hp berkamera untuk memotretnya. Untung saja sebelum saya matikan, saya sudah set ke flight mode supaya sinyalnya tidak mengganggu.

Pesawat direncanakan tiba di Abu Dhabi pukul 7.05. Setelah itu kami pada pukul 9.10 kami akan berangkat ke Frankfurt. Sayangnya, mendekati Abu Dhabi Airport pesawat berulang-ulang memutar. Saya lihat di bawah hanya tampak gurun yang berkabut. Ada apa ini?

Rasa penasaran terjawab saat pilot memberikan penjelasan. Traffic bandara sangat padat. Mereka harus menunggi ijin landing. Berkali-kali suami mengatakan kecemasannya kalau waktu kami berpindah gate sangat mepet. Namun di atas pesawat tentu saja yang bisa kami lakukan hanya berdoa.

Setelah melalui menit-menit yang sangat lama, pesawat pun landing. Selain pada kami, saya dengar beberapa kali pramugari menjelaskan tak peelu khawatir karena semua pesawat baik yang take off maupun landing terhambat karena badai pasir. Ternyata badai pasir itulah yang menyebabkan suasana berkabut.

Begitu sampai di terminal, kami langsung berlari ke transfer desk. Petugas mengijinkan kami langsung ke gate. Kami kembali berlari ke gate yang dimaksud. Perlu beberapa menit berlari untuk mencapai tempat itu. Begitu sampai sana, petugas mengatakan kami tak bisa masuk karena pesawat sudah berangkat.

Setelah complained macam-macam, petugas minta maaf. Dia menjelaskan, bisa saja kami masuk, tapi bagasi kami tak bisa terbawa. Lagipula, pesawat sudah siap berangkat. Dia lalu menyuruh kami kembali ke transfer desk untuk mendapatkan penggantian flight. Kembali kami berlari ke transfer desk. Kaki saya serasa mau lepas karena bolak-balik berlari. Alih-alih merasakannya, saya justru khawatir dengan penerbangan kami.

Di transfer desk orang-orang berkerumun. Rupanya bukan ganya kami yang ketinggalan pesawat. Bahkan rombongan umroh yang beraama kami pun tertunda berangkat. Petugas meminta boarding pass kami dan beberapa orang yang conecting flight ke Frankfurt. Setelah menunggu lama berharap bisa berangkat hari itu juga jam berapapun, asa kami kandas. Kami mendapatkan tiket pengganti untuk penerbangan keesokan harinya jam 9.10. Sebagai compliment, Etihad memberikan voucher menginap di hotel bandara.

Awalnya kami kecewa karena ada beberapa orang yang terbang ke Frankfurt mendapat flight pengganti pukul 2 dini hari yang artinya bisa lebih awal dari kami. Namun melihat chaosnya suasana, kami memilih ikhlas dan mencoba menikmati. Karena tak punya visa UAE kami tak bisa keluar bandara. Beberapa teman sempat menyarankan minta visa transit. Namun karena capek (baru terasa betapa nyut-nyuran kaki saya!) kami memilih tidur dan makan.
Abu Dhabi Airport yang supersibuk
Kami menghubungi adik saya supaya dia tak menunggu di Frankfurt Airport. Itinerary hari kedua kami jelas berantakan. Seharusnya tanggal 2 kami akan jalan keliling Heidelberg. Saya juga kadung janjian dengan teman SMP saya yang bermukim di Augsburg supaya kami bisa bertemu di Heidelberg. Saya bahkan sudah menyiapkan buku untuk hadiah putrinya. Yah namanya belum rezeki bagaimana lagi.

Akhirnya kami hanya bisa berdoa mudah-mudahan yang terjadi setelahnya tak melenceng dari rencana kami. Lindungi dan bantu kami, Ya Allah untuk menjelajah bumi-Mu!

Oya, sedikit heran dengan bandara ini. Waktu berangkat ada sekitar 10 flight dengan tujuan Frankfurt berurutan. Saat pulang, ada sekitar 4 flight dengan tujuan Jakarta berurutan. Hmm, artinya penerbangan dengan tujuan yang sama cenderung dikumpulkan dalam waktu yang berdekatan. *agak bingung juga sih, kenapa begitu ya? Ada yang tahu?

Iseng-iseng memotret dari kamar hotel
Sedikit tips menikmati delayed, cobalah meminta visa transit untuk keluar dari bandara. Jika waktunya cukup dan visa diperoleh berjalan-jalan menjadi obat bosan yang mujarab. 

13 comments :

  1. wah keren banget bisa jalan2 keluar negeri terus hehe kapan2 ajakin mbak ;D

    www.novawijaya.com

    ReplyDelete
  2. InsyaAllah bisa dapat kesempatan seperti Mbak Fita. :)

    ReplyDelete
  3. hoho udah nikah mbak, jadi pengen cepet nikah...

    ReplyDelete
  4. Pasti menegangkan saat mau landing. Saya malah belum pernah naik pesawat. Kayak apa sih rasanya naik pesawat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, take off dan landing sama-sama menegangkan, buat saya :)

      Delete
  5. Jadi cemas ya mbak kalo keganggu jadwal perjalanannya. Tapi tetep ada bekah, merasakan nginap di hotel bandara Abu dhabi,hihiii

    ReplyDelete
  6. Paling sebeeeel ya mak kalau udah delayed.aku pernah stranded 3 hari di Barcelona, 3 hari ekstra ngg bisa terbang karena badai salju di swiss, jadi ngg bisa landing pesawatnya..ya sudah nikmati aja heheee..

    ReplyDelete
  7. Paling sebeeeel ya mak kalau udah delayed.aku pernah stranded 3 hari di Barcelona, 3 hari ekstra ngg bisa terbang karena badai salju di swiss, jadi ngg bisa landing pesawatnya..ya sudah nikmati aja heheee..

    ReplyDelete