Jalan-jalan ke Eropa, siapa sih yang nggak kepingin?
Demikian juga saya. Bahkan, sekitar 2-3 tahun lalu, saya sudah membuat rencana
untuk pergi ke sana tahun 2016. Ya, tiap tahun saya selalu membuat resolusi.
Salah satu poin yang masuk ke dalam resolusi tahunan adalah travelling. Nggak
selalu tercapai sih, tapi alhamdulillah membuat resolusi bikin saya semangat
menabung karena ada tujuan.
Setelah tahun 2014 saya dan suami berumroh, tahun depan rencananya kami sekeluarga ingin pergi ke
Singapura. Mau ngajak anak-anak jalan-jalan. Namun rupanya, Allah berkehendak
lain. Akhir Oktober lalu, saat saya sibuk berburu tiket ke Singapura, tiba-tiba
durian runtuh itu datang.
Let’s start this story. Jadi ceritanya begini.
Pertengahan Oktober, adik saya berangkat ke Jerman untuk
melanjutkan sekolah S3. Dia dan suaminya, yang sama-sama berprofesi sebagai
dosen, mendapatkan beasiswa di sana. Adik ipar saya sudah lebih dulu berangkat,
sekitar 1,5 tahun lalu. Dia tinggal di Frankfurt. Adik saya dan anaknya yang
berusia 3,5 tahun menyusul bulan Oktober ini setelah semua urusan beasiswa dan
visa beres. Mereka pindah ke Heidelberg, tempat adik saya sekolah.
Walaupun adik ipar saya kuliah di Frankfurt sedangkan adik saya di Heidelberg,
itu tak masalah karena jarak Frankfurt-Heidelberg bisa ditempuh dalam waktu 1
jam saja.
Saat adik saya berangkat, dia mengajak serta mertuanya. Ini
karena mereka butuh bantuan selama 3 bulan pertama. Tadinya, ibu saya yang akan
menemani mereka. Tapi berhubung ibu saya yang sudah pensiun itu (ternyata)
punya banyak kesibukan, beliau tidak bisa pergi selama 3 bulan. Untuk itu, ibu
saya berjanji akan datang di awal Januari untuk menjemput besannya. Kenapa
perlu dijemput? Karena baru kali itu, mertua adik saya pergi ke luar negeri.
Kalau tidak ada orang yang bersamanya, tentu saja mereka khawatir.
Udah dong, rencana sudah disusun rapi. Ibu saya sudah mau
siap-siap bikin visa setelah adik saya dan keluarganya berangkat. Eh,
tahu-tahu, ibu menelepon saya, “Gimana kalau kamu saja yang berangkat Januari
nanti?”
Ekh.
Saya mau saja sebenarnya… Tapi, gimana anak-anak kalau saya
pergi? Lagipula, saya pergi sama siapa? Sendiri? Haduh, saya juga belum pernah
ke Eropa sendiri. Kalau masih Asia kelihatannya saya pede saja. Sempat terpikir
untuk nekat, mumpung ada kesempatan. Tapi saya nggak berani kalau belum minta
ijin suami.
Akhirnya, saya beranikan diri ngomong ke suami. Dan bener
saja, dia langsung nolak dengan alasan macam-macam. Mulai dari siapa yang
ngurus anak-anak sampai biaya. Pupus harapan saya untuk pergi ke sana.
Dengan jujur saya pun ngomong ke ibu saya. Ibu menjanjikan
untuk menjaga anak-anak kalau saya pergi. Ternyata, bapak saya langsung
menawarkan untuk menanggung tiketnya. Bahkan sekalian tiket suami kalau dia mau
ikut. Memang sih, tiket ini merupakan komponen biaya yang cukup besar. Merasa
dapat angin segar saya langsung bujuk suami. Kali ini masalahnya, bisakah dia
mendapat cuti yang lumayan lama?
Alhamdulillah, pengajuan cutinya di-acc. Lumayanlah bisa
pergi 12 hari, karena kebetulan di awal tahun ada beberapa hari libur, jadinya
cutinya hanya sekitar 7-8 hari. Sisanya memang libur. Yay! Habis itu, saya
nggak bisa tidur mikirin mau kemana saja nanti. Dengan visa Schengen, nggak
mungkin dong ke Jerman aja. Maunya ke banyak tempat sekitar Jerman sekalian. Deg-degan rasanya memikirkan liburan tak terduga ini. Nggak henti-henti saya mengucap syukur. Kalau bukan karena keajaiban ini, tentu saja Eropa masih sebatas mimpi. Walaupun untuk biaya lainnya mesti nguras tabungan, ya gak papalah, memang sudah dniatkan tabungannya untuk jalan-jalan, kan.
whuaaaa...bener2 ya durian runtuh maak...mau dung ke Jerman dan sekitarnya *amiiin*
ReplyDeleteIya, Mak. Nggak terduga bener deh. Walaupun diharapkan hehehe
DeleteWah senangnya bisa jalan2 ke Eropa, aku juga punya mimpi ke Eropa mak siapa tau bisa kesampean ya :)
ReplyDeleteAamiin... aamiin :)
DeleteDitunggu part 2 Dan selanjutnya maak
ReplyDeleteTerkadang impian itu terwujud tidak disangka sangka ya mak. Alhamdulillah..ikutan senang membacanya ^_^
ReplyDeleteMakasih, Mak. Pingin keliling duniaaa :)
DeleteSubhanallaah.. Allah mengabulkan :)
ReplyDeleteDitunggu cerita selanjutnya , Mak
mau jg jln2 ke eropah.. ada yg mo bayarin aku ga ya? hihii
ReplyDeletesempet liat foto2nya di fb.. asyik bgt... impian yg jd kenyataan ya mak.. :)
sama mak....resolusi tiap tahun adalah 'one new country in a year' ... tapi bedanya belum pernah dapat gratisan ke luar negeri heheh...
ReplyDeletealhamdulillah berarti resolusinya dapat bonus ya Mbak. Mudah-mudahan aku juga bisa punya kesempatan ke sana suatu waktu kelak. :)
ReplyDeleteMak ditunggu Fotonya jeeewwww, Alhamdulillah ya Mak, ada saja jalan untuk mewujudkan mimpi * kudu bikin resolusi apa revolusi yaaak **** selamaaaat
ReplyDeleteSeru pasti ya mbak di sana :D Senangnya dapat kesempatan ke eropa. Salam kenal ya :)
ReplyDeleteAlhamdulillah ya, Mak Fita. Itu namanya emang udah rejekinya ya
ReplyDeleterezeki datangnya suka nggak kira-kira ya? Hahah.
ReplyDeleteKepingin banget,,, semoga tahun ini bisa terwujud bareng suami.. amiin. Sukses mak!
ReplyDeletesenangnyaaaaa... penasaran liat pict nya mak
ReplyDeleteBerasa mau honeymoon dong mbak :D
ReplyDeleteAyooo mbak kalau udah pulang nanti, jangan lupa foto dan ceritanya...
ReplyDeletewah beruntung banget mak..dapat durian runtuh jalan-jalan ke jerman:)
ReplyDeleteAlloh mengabulkan keingan Mba Fita dengan cara yang tak diduga, ya. Alhamdulillah :)
ReplyDeleteAlhamdulllah senangnya ya resolusi jalan-jalan bisa selalu tercapai..Ditunggu ceritanya lagi mak :)
ReplyDeleteWaaaw.... pengen ke Eropa jugaaaa... :D
ReplyDeleteMbak Fita, deg-degan bacanya
ReplyDeleteBerasa di mari yg dapat durian runtuh hihihi