Wednesday, January 14, 2015

Durian Runtuh Itu Adalah #TravellingToEurope (Part 1)

Jalan-jalan ke Eropa, siapa sih yang nggak kepingin? Demikian juga saya. Bahkan, sekitar 2-3 tahun lalu, saya sudah membuat rencana untuk pergi ke sana tahun 2016. Ya, tiap tahun saya selalu membuat resolusi. Salah satu poin yang masuk ke dalam resolusi tahunan adalah travelling. Nggak selalu tercapai sih, tapi alhamdulillah membuat resolusi bikin saya semangat menabung karena ada tujuan.

Setelah tahun 2014 saya dan suami berumroh, tahun depan  rencananya kami sekeluarga ingin pergi ke Singapura. Mau ngajak anak-anak jalan-jalan. Namun rupanya, Allah berkehendak lain. Akhir Oktober lalu, saat saya sibuk berburu tiket ke Singapura, tiba-tiba durian runtuh itu datang.

Let’s start this story. Jadi ceritanya begini.

Pertengahan Oktober, adik saya berangkat ke Jerman untuk melanjutkan sekolah S3. Dia dan suaminya, yang sama-sama berprofesi sebagai dosen, mendapatkan beasiswa di sana. Adik ipar saya sudah lebih dulu berangkat, sekitar 1,5 tahun lalu. Dia tinggal di Frankfurt. Adik saya dan anaknya yang berusia 3,5 tahun menyusul bulan Oktober ini setelah semua urusan beasiswa dan visa beres. Mereka pindah ke Heidelberg, tempat adik saya sekolah. Walaupun adik ipar saya kuliah di Frankfurt sedangkan adik saya di Heidelberg, itu tak masalah karena jarak Frankfurt-Heidelberg bisa ditempuh dalam waktu 1 jam saja.

Saat adik saya berangkat, dia mengajak serta mertuanya. Ini karena mereka butuh bantuan selama 3 bulan pertama. Tadinya, ibu saya yang akan menemani mereka. Tapi berhubung ibu saya yang sudah pensiun itu (ternyata) punya banyak kesibukan, beliau tidak bisa pergi selama 3 bulan. Untuk itu, ibu saya berjanji akan datang di awal Januari untuk menjemput besannya. Kenapa perlu dijemput? Karena baru kali itu, mertua adik saya pergi ke luar negeri. Kalau tidak ada orang yang bersamanya, tentu saja mereka khawatir.

Udah dong, rencana sudah disusun rapi. Ibu saya sudah mau siap-siap bikin visa setelah adik saya dan keluarganya berangkat. Eh, tahu-tahu, ibu menelepon saya, “Gimana kalau kamu saja yang berangkat Januari nanti?”

Ekh.

Saya mau saja sebenarnya… Tapi, gimana anak-anak kalau saya pergi? Lagipula, saya pergi sama siapa? Sendiri? Haduh, saya juga belum pernah ke Eropa sendiri. Kalau masih Asia kelihatannya saya pede saja. Sempat terpikir untuk nekat, mumpung ada kesempatan. Tapi saya nggak berani kalau belum minta ijin suami.

Akhirnya, saya beranikan diri ngomong ke suami. Dan bener saja, dia langsung nolak dengan alasan macam-macam. Mulai dari siapa yang ngurus anak-anak sampai biaya. Pupus harapan saya untuk pergi ke sana.

Dengan jujur saya pun ngomong ke ibu saya. Ibu menjanjikan untuk menjaga anak-anak kalau saya pergi. Ternyata, bapak saya langsung menawarkan untuk menanggung tiketnya. Bahkan sekalian tiket suami kalau dia mau ikut. Memang sih, tiket ini merupakan komponen biaya yang cukup besar. Merasa dapat angin segar saya langsung bujuk suami. Kali ini masalahnya, bisakah dia mendapat cuti yang lumayan lama?

Alhamdulillah, pengajuan cutinya di-acc. Lumayanlah bisa pergi 12 hari, karena kebetulan di awal tahun ada beberapa hari libur, jadinya cutinya hanya sekitar 7-8 hari. Sisanya memang libur. Yay! Habis itu, saya nggak bisa tidur mikirin mau kemana saja nanti. Dengan visa Schengen, nggak mungkin dong ke Jerman aja. Maunya ke banyak tempat sekitar Jerman sekalian. Deg-degan rasanya memikirkan liburan tak terduga ini. Nggak henti-henti saya mengucap syukur. Kalau bukan karena keajaiban ini, tentu saja Eropa masih sebatas mimpi. Walaupun untuk biaya lainnya mesti nguras tabungan, ya gak papalah, memang sudah dniatkan tabungannya untuk jalan-jalan, kan.

24 comments :

  1. whuaaaa...bener2 ya durian runtuh maak...mau dung ke Jerman dan sekitarnya *amiiin*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mak. Nggak terduga bener deh. Walaupun diharapkan hehehe

      Delete
  2. Wah senangnya bisa jalan2 ke Eropa, aku juga punya mimpi ke Eropa mak siapa tau bisa kesampean ya :)

    ReplyDelete
  3. Ditunggu part 2 Dan selanjutnya maak

    ReplyDelete
  4. Terkadang impian itu terwujud tidak disangka sangka ya mak. Alhamdulillah..ikutan senang membacanya ^_^

    ReplyDelete
  5. Subhanallaah.. Allah mengabulkan :)
    Ditunggu cerita selanjutnya , Mak

    ReplyDelete
  6. mau jg jln2 ke eropah.. ada yg mo bayarin aku ga ya? hihii
    sempet liat foto2nya di fb.. asyik bgt... impian yg jd kenyataan ya mak.. :)

    ReplyDelete
  7. sama mak....resolusi tiap tahun adalah 'one new country in a year' ... tapi bedanya belum pernah dapat gratisan ke luar negeri heheh...

    ReplyDelete
  8. alhamdulillah berarti resolusinya dapat bonus ya Mbak. Mudah-mudahan aku juga bisa punya kesempatan ke sana suatu waktu kelak. :)

    ReplyDelete
  9. Mak ditunggu Fotonya jeeewwww, Alhamdulillah ya Mak, ada saja jalan untuk mewujudkan mimpi * kudu bikin resolusi apa revolusi yaaak **** selamaaaat

    ReplyDelete
  10. Seru pasti ya mbak di sana :D Senangnya dapat kesempatan ke eropa. Salam kenal ya :)

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah ya, Mak Fita. Itu namanya emang udah rejekinya ya

    ReplyDelete
  12. rezeki datangnya suka nggak kira-kira ya? Hahah.

    ReplyDelete
  13. Kepingin banget,,, semoga tahun ini bisa terwujud bareng suami.. amiin. Sukses mak!

    ReplyDelete
  14. senangnyaaaaa... penasaran liat pict nya mak

    ReplyDelete
  15. Ayooo mbak kalau udah pulang nanti, jangan lupa foto dan ceritanya...

    ReplyDelete
  16. wah beruntung banget mak..dapat durian runtuh jalan-jalan ke jerman:)

    ReplyDelete
  17. Alloh mengabulkan keingan Mba Fita dengan cara yang tak diduga, ya. Alhamdulillah :)

    ReplyDelete
  18. Alhamdulllah senangnya ya resolusi jalan-jalan bisa selalu tercapai..Ditunggu ceritanya lagi mak :)

    ReplyDelete
  19. Waaaw.... pengen ke Eropa jugaaaa... :D

    ReplyDelete
  20. Mbak Fita, deg-degan bacanya
    Berasa di mari yg dapat durian runtuh hihihi

    ReplyDelete