Thursday, January 15, 2015

Persiapan Travelling Ala Semi Backpacker Saat Winter #TravellingtoEurope (Part 3)

Pergi jalan-jalan saat winter itu susah-susah gampang. Susahnya, bawaannya jadi banyak karena bajunya tebel-tebel. Enaknya, nggak perlu sering ganti baju karena relatif nggak berkeringat. Bagi saya dan suami yang baru kali ini bepergian saat winter, tentunya butuh persiapan. Terlebih untuk saya yang  well prepared. Mengenai persiapan, saya dan suami sempat beberapa kaliadu argumen. Pasalnya, suami saya tipe easy going, jadi kalau saya bilang butuh beli ini itu sebelum berangkat hampir selalu dijawab, "Beli di sana saja."

Well, bagi saya, pergi tanpa persiapan seperti tentara mau maju perang tanpa senjata. Jadi akhirnya suami saya ngikutin apa yang saya bilang hehe. Tetap membawa perlengkapan yang kami butuhkan karena dalam suhu kurang dari 5 derajat C, bahkan bisa sampai minus, kami harus siap supaya tetap sehat.

Oya, ada alasannya kami menyebut perjalanan ini adalah perjalanan semi backpacker. Pertama, kami belum siap dibilang backpacker beneran (yang membawa ransel kemana-mana) karena kondisi tulang belakang saya. Kedua, untuk dibilang mewah pun tidak bisa, karena kami berusaha menghemat di sana-sini. Kapan-kapan saya akan jelaskan soal penghematan ini.

Berikut ini persiapan kami:

Longjohn
Longjohn adakah setelan pakaian dalam lengan panjang dan celana panjang (saya sendiri penasaran dengan istilah yang dipakai ini, tapi kalau mau beli di toko di Indonesia, mereka tahu kok yang dimaksud). Saya membelinya di sebuah toko di Pasar Baru Atom (saya lupa namanya). Kenapa disitu? Harganya lebih miring dibandingkan beli di mall. Total longjohn yang saya bawa untuk perjalanan selama 12 hari adalah 3 setel.

Kaos Kaki
Usahakan membawa kaus kaki yang tebal. Saya membawa kaus kaki sebanyak 6 pasang. Belinya sama dengan poin 1.

Sarung Tangan
Saya cuma bawa sepasang sarung tangan, yang ternyata tidak bisa menghalau dingin. Sarung tangannya keren sih, ada bulu-bulunya tapi nggak hangat sama sekali. Di Amsterdam, adik sepupu saya meminjamkan sarung tangannya yang kemudian diberikan pada saya. Sarung tangan ini saya pakai terus (dan akhrnya diberikan pada saya). Padahal, menurut adik sepupu saya itu, sarung tangan ini harganya cuma 1 Euro. Saran saya pilih yang bahannya wol tebal supaya tangan tetap hangat.

Topi
Bawa topi yang tebal dari bahan wol atau rajutan. Saya membawa satu topi dari Jakarta. Ternyata, yang saya bawa kurang tebal. Akhirnya saya membeli satu topi di Amsterdam, merek H&M. Kebetulan pas diskon harganya 3 Euro. Cukup hangat untuk menutup kepala dan telinga.

Earmuff
Saya tidak membawa earmuff dengan pertimbangan saya mengenakan kerudung. Saya sengaja membawa kerudung yang tebal sehingga bisa untuk menutupi leher dan telinga. Angin yang kencang cukup mengganggu lho, telinga bisa terasa sakit jika tak tertutup.

Sweater
Mayoritas baju atasan yang saya bawa adalah sweater, terutama turtle neck. Saya hanya membawa atasan 5 buah atasan yang saya cuci kering pakai selama perjalanan.

Jaket atau Coat
Saya beli jaket, bukan coat. Pertimbangannya, coat akan berat jika terkena air hujan. Tetapi ini tergantung selera juga. Coat bisa jadi lebih hangat karena bahannya tebal. Sekadar catatan, jika memilih jaket usahakan yang dilengkapi capuchon atau tudung kepala. Berapa jumlah jaket atau coat yang saya bawa? Hanya satu. Tetapi saya membeli satu jaket di perjalanan merek H&M seharga 20 Euro yang hangat.
Jaket bisa memakan banyak tempat di dalam koper karenanya bawa secukupnya. Kalau perlu yang ringkas. Jaket yang menjadi favorit akhir tahun lalu adalah jaket Ultra Light Down dari Uniqlo. Saking larisnya, jaket ini tak bisa saya peroleh. Saya penasaran habis sama jaket satu ini hihihi. 

Boot
Memilih boot menjadi hal yang paling membingungkan buat saya. Pasalnya, sebaiknya sih pilih boot yang alasnya tidak licin (memiliki tekstur dan ceruk yang dalam pada polanya), bagian dalamnya dilengkapi bulu dan terbuat dari kulit. Lebih baik lagi jika bergerigi. Maksudnya supaya lebih hangat sekaligus bisa dipakai saat salju turun. Sayangnya, mencari boot di Indonesia yang sesuai dengan syarat itu tidak mudah. Saya mendapatkan boot semata kaki yang bagus (dan diskon) di Pasaraya Blok M tepatnya bermerek Tamaris. Di sana terdapat banyak boot. Oya, ternyata setelah saya tiba di Eropa, boot merek Tamaris ini ada dimana-mana, lho.
Kebetulan karena yang saya pilih alasnya kurang kasar, saya membeli lagi di Pasar Baru Atom. Yang kedua ini agak nyesek belinya karena modelnya sebenarnya kurang saya sukai. Apa boleh buat, nggak ada model lain.

Thermal Legging
Adik saya membelikan thermal legging di Frankfurt. Ternyata ya beda banget sama legging di sini. Thermal legging yang dibeli adik saya hangat dan kalau dicuci cepat kering. Saya cuma beli 1 karena agak susah pakai legging kalau wudhu mesti melepas semua.

Thermal Pants
Yang ini saya beli satu di Pasar Baru Atom. Mirip celana biasa tapi berbulu di bagian dalam supaya hangat. Belilah satu ukuran lebih besar supaya kalau dirangkap dengan legging atau longjohn tidak terasa sempit.


Nah, itu tadi persiapan kami. Soal anggaran bisa besar, bisa juga kecil tergantung beli dimana. Saran saya, karena hanya dipakai sesekali, perlengkapan yang dibeli sebutuhnya saja. Saya cenderung ingin beli di luar negeri yang lebih bagus. Bukan karena merek minded atau bagaimana. Namun karena bahannya berbeda dan lebih hangat. Mungkin karena memang didesain untuk udara di luar negeri yang mengalami musim dingin, berbeda dengan kita yang hidup di negara tropis. Sekadar tips, kalau ingin beli di Eropa, H&M adalah salah satu merek yang terjangkau dan saya sarankan. 

18 comments :

  1. Kalau cari coat yang ramah di kantong di Jakarta di mana ya, Mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum nemuin coat murah di sini, Ratri. Harganya di atas 700 ribu yang kulihat. Buatku itu terlalu mahal. Jadi kami beli jaket yang harganya di bawah itu.

      Delete
  2. Emang ribet kog kalau bepergian pas winter, badan rasanya beraatt karena pakai baju berlapis2 :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mak. Atasan bisa sampai 3-5 lapis hehe. Berasa kue lapis :p

      Delete
  3. Pakai gamis di Eropa gak cocok ya mbak? Siapa tahu bisa kesana kelak, aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cocok-cocok aja, Mbak. Pakai coat dan boot. Keren :)

      Delete
  4. baiklah saya belanjanya yang H&M, haduuuuh kapan berangkate...besoook, aamiin ke Amsterdam yak, aamiin, aku pingin boot y

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Eropa bootnya lucu-lucu, Mak Asti. Yuk yuk :)

      Delete
  5. Wah, jadi bisa ngerasain musim salju ya Mak Fitri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu di Eropa malah kami nggak ketemu salju, Mak. Cuma sisa-sianya aja :(

      Delete
  6. wah banyak juga ya mak barang yang harus dibawa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mak. Tebel-tebel, jadi berasa penuh kopernya :)

      Delete
  7. I love summer when do backpack, Fit! :)

    Kalau winter, pas sekolah atau tinggal di sana saja, hehehe :)
    Amin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe iya, Ma. Ini karena belum pernah ngerasain winter, jadi perlu dijajal :D

      Delete
  8. Bisa jadi referensi ntar klu saya ke eropa ni mak :D

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. Terima kasih sharingnya. Mau tanya tentang longjohn, Mbak.Itu dipakai sebagai lapisan pertama ya? kalau misal pakai manset dulu, apakah bisa? hehe
    Lalu, kalau longjohnnya dipakai di dalam ruangan selama misalnya 3 jam, apakah badan jadi gerah dan keringatan? jadi gatel-gatel gitu ya mbak?
    longjohnnya gampang bau keringat ga?
    makasih jawabannya.

    -Fafa

    ReplyDelete
  11. Mbak, jadi kira2 berapa banyak pakaian yg dibawa kalau akan perjalanan 10 hari?

    ReplyDelete