Kebetulan waktu mudik ke Semarang jelang lebaran lalu, saya pesan pashmina ke My Daily Hijab. Owner My Daily Hijab adalah sahabat saya masa SMP. Namanya Novita. Saya sudah beberapa kali membeli produk My Daily Hijab sebelumnya. Biasanya, Novita mengirimkannya ke Depok.
Saya dan Novita. Foto: Dok. Pri |
Terakhir waktu saya menghubunginya di Semarang, ternyata BBM saya dibalas oleh karyawannya. Rupanya, ponsel Novita sudah beralih tangan ke karyawannya. Wah, saya jadi penasaran pingin ngulik lebih dalam tentang kesuksesannya berbisnis. Kebetulan sekali, Novita berniat mengantarkan pesanan saya ke rumah ortu saya di Semarang. Kami pun ngobrol banyak tentang My Daily Hijab dan kesibukannya sekarang. Berhubung banyak sekali hal yang berkesan, rasanya sayang kalau tidak dituliskan di sini. Berikut ini obrolan saya dengan Novita.
Halo, Nov. Boleh dong, share tentang My Daily Hijab. Kapan awal berdirinya? Ide awalnya dari mana?
Ide awalnya sederhana kok. Aku mulai berhijab Mei 2012. Awalnya aku kesulitan mencari jilbab yang cocok. Akhirnya, aku beli kain sendiri, dipotong sendiri dan dijahitkan. Setelah berjalan beberapa saat, ada yang bertanya beli dimana? Aku pun iseng-iseng jualan jilbab.
Ternyata jualanku lumayan banyak peminat. Mulai dari teman-teman sendiri. Aku mulai menjualnya online. Offline-nya di Car Free Day setiap Minggu setelah Subuh. Modalnya hanya sekitar 2,5 juta.
Selain menjual, juga ngajarin cara pakai jilbab. Foto: My Daily Hijab |
Desain produk My Daily Hijab ini cocok banget buatku. Ceritakan dong, tentang konsep yang diusung My Daily Hijab dan siapa target konsumennya?
Konsep awalnya terus terang mengikuti selera pribadi. Yang pertama adalah kenyamanan, karena aku kan bekerja dan kadang mesti ke lapangan. Target konsumen My Daily Hijab adalah konsumen berhijab yang sering melakukan outdoor activity dan ingin memakai hijab yang nyaman dan simpel.
Beberapa jilbab yang dijual. Foto: My Daily Hijab |
Pastinya ya, setelah bertahun-teahun menekuni bisnis ini ada kesulitannya. Menurut kamu apa kendala bisnis ini?
Untuk kegiatan online, susahnya kalau konsumen nggak bayar dan menghilang. Sedangkan untuk kegiatan offline, pernah kehujanan saat bazar maupun jualan di Car Free Day. Kendala lainnya, pesaingnya banyak. Tapi yang aku pegang adalah tetap berpikir positif dan bersaing secara sehat.
Nah, kalau hal yang menyenangkan? Bisa ceritakan?
Yang paling menyenangkan saat konsumen cocok dan puas dengan produk My Daily Hijab. Rasanya puas banget kalau konsumen suka, terutama konsumen online, karena seringkali ada yang kecewa kalau merasa gambar dan produk tidak sesuai. Oya, aku juga suka sekali melihat model, motif dan warna kain. Apalagi memegangnya. Buatku, itu menghibur dan menyenangkan.
Proses produksi di rumah. Foto: My Daily Hijab |
Pastinya, kamu punya impian beberapa tahun ke depan untuk bisnis ini. Apa yang kamu inginkan 5 tahun ke depan, Nov?
Lima tahun lalu, aku punya cita-cita menjadi pengusaha. Alhamdulilah diberi nikmat oleh Allah untuk menjalankan bisnis hijab dan moslem wear ini.
Lima tahun ke depan, aku ingin My Daily Hijab punya konsep yang lebih spesifik dan lebih dekat dengan konsumen. Aku ingin punya rumah mode My Daily Hijab dengan konsep one stop shopping moslem wear. Jadi konsumen bisa pilih kain sendiri, aku buatkan model bajunya dan cocokkan dengan kerudungnya. Make your own moslem wear. Selain itu tokoku berisi hijab dan fashion siap pakai.
Aku juga ingin membuka beberapa cabang dengan konsep sama di kota-kota besar di Indonesia lalu go internasional. Ke ASEAN dulu lah minimal, mencari pasar di Singapura, Malaysia, dan Brunei. Untuk itu, aku sekarang mulai sekolah mode di Susan Budihardjo supaya aku bisa mendesain, memotong, dan menjahit.
Ada satu hal ini yang pasti pingin diketahui banyak orang. Sebenarnya omzet My Daily Hijab berapa sih?
Dulu waktu awal memulai bisnis online dan bazar sekitar 12-20 juta per bulan. Setelah membuka beberapa outlet omzet jadi 30-40 juta. Setelah outlet bertambah manjeadi 120-160 juta per bulan. Alhamdulillah, sekarang My Daily Hijab punya 8 outlet di Superindo Semarang, 11 orang karyawan, dan 9 orang penjahit.
Salah satu gerai My Daily Hijab. Foto: My Daily Hijab |
Penasaran banget ingin tahu hal paling berkesan selama berbisnis hijab. Ada nggak, Nov?
Ada, dong. Kalau lagi jualan saat Car Free Day dan hujan turun luar biasa diuji kesabaran. Pernah juga jualan waktu hujan, nggak laku-laku hahahaha
Wow, butuh pikiran yang positif ya supaya nggak mudah nyerah. Apa resepnya?
Betul harus positive thinking. Memang sulit berpikir positif di tengah banyaknya pesaing. Caraku yaitu dengan membiasakan otak untuk sibuk berpikir memajukan bisnis, bukan mengurusi bisnis orang lain.
Setahuku, kamu kerja kantoran. Gimana caranya mengatur waktu antara keluarga, kerja, dan sekolah? Duh, nggak kebayang rempongnya.
Bagi waktunya memang pusing hahaha. Yang penting tetap semangat. Terus terang untuk membagi waktu masih PR banget untukku. Aku bekerja di kantor Senin-Sabtu mulai pukul 08.00-16.00. Kadang-kadang mesti ke luar kota. Seminggu tiga kali aku sekolah dari pukul 17.00-20.00.
Aku banyak mendelegasikan urusan bisnis pada 3 orang karyawan yang kuangkat menjadi admin. Mereka meng-handle stock, offline, dan online. Dan mereka tinggal di rumahku.
Aku usahakan setiap malam aku sudah stand by di rumah menemani ketiga anakku. Weekend, sering aku ajak anak-anak keliling outlet. Setahun minimal sekali, aku pergi liburan bersama keluarga.
Alhamdulillah, suamiku sangat membantu. Dialah yang banyak berperan mengurus My Daily Hijab secara full time. Insya Alalh, awal tahun 2016, aku akan fokus untuk keluarga dan bisnis.
Ada pesan buat pembaca?
This is a simple thing to do. Apapun usahamu, jangan pernah menyerah. Lakukan semua dengan sepenuh hati dan happy. Nggak ada yang instan. Pesaing sangat banyak tetapi rezeki sudah ada yang mengatur. Tugas kita pertahankan mutu dan kualitas. Jangan ikut perang harga dan layani konsumen dengan baik.
Yap, saya pribadi setuju dengan yang dikatakan Novita. Melakukan sesuatu sepenuh hati hasilnya nggak akan sia-sia. Kalau mau tahu, Novita sengaja mempekerjakan para ibu di kompleksnya untuk membantunya menjahit. "Aku ingin, orang-orang di sekitarku juga mendapatkan rezeki dari bisnis ini," akunya.
Oya, kalau ada yang tertarik membeli produk My Daily Hijab, silakan meluncur ke:
Web : www.mydailyhijab.com
Instagram : mydailyhijab
Facebook : Mydailyhijab
Oya, kalau ada yang tertarik membeli produk My Daily Hijab, silakan meluncur ke:
Web : www.mydailyhijab.com
Instagram : mydailyhijab
Facebook : Mydailyhijab
Sukses selalu ya, buat My Daily Hijab. Keep inspiring! [Fita Chakra]
Ikut belajar, saya juga sedang berusaha menjadi wirausahawan. Terimakasih ceritanya, bisa saya jadikan referensi.
ReplyDeleteAamiin :)
DeleteProduknya made in sendiri sepertinya ya? Tapi waktu mampir ke link toko inline-nya kok ga update ya koleksinya, jadi ga tahu deh koleksinya sepertinya apa saja.
ReplyDeleteLebih update di IG, Mbak. Iya made in sendiri. Nanti saya sampaikan masukannya. Makasih :)
DeleteKeren ihhh, pngn mampir ke gerainya
ReplyDeleteAyo, mampir, Fen :)
DeleteSemoga bisa sesukses Zoya atau Elzatta yaa :D
ReplyDeleteAamiin :)
Deletekereeen..suka deh, salam kenal ya novi, aku baru aja liat gerainya di superindo ungaran...bagus2 ey...
ReplyDeleteIya, nanti insya Allah disampaikan. Makasih :)
DeleteIkut belajar, terimakasih sharingnya..
ReplyDeleteKadang saya juga kesulitan mencari hijab yang nyaman dipakai.. :)
Sama-sama, Mbak :)
DeletePengen seperti mbak Novita, mbak. Mulai merintis dulu..
ReplyDeleteSaya penggemar berat hijab made in "my daily hijab", bahkan ud jd membernya..
ReplyDeleteMotifnya banyak, kainnya adem dan enak dipakai..
Sukses terus buat mb novita..