Apa kondisi
Ubii akan membuat cinta Mami berkurang? NO! Apa gangguan pendengaran Ubii akan
membuat Mami malu? NO! Apa kondisi kesehatan Ubii akan membuat Mami
berandai-andai mempunyai ansk yang 100% sehat? NO!
Ubii lihat,
kan? Mami terlalu cinta sama Ubii. Nggak akan ada sesuatu yang bisa mengubah
itu.
Kutipan dari buku Letters to Aubrey (halaman
43) yang ditulis oleh Mak Ges, demikian panggilan akrab Grace Melia ini mungkin
cukup menggambarkan betapa besar cintanya pada Ubii. Cinta Ges pada Ubii adalah
cinta seorang ibu pada anaknya. Tulus dan tak terhingga.
Sejak lahir Ges sudah merasakan ada yang
berbeda dari Ubii. Ubii, panggilan sayang Aubrey Naiym Kayacita tidak langsung
menangis saat melihat dunia. Ubii juga susah bernapas. Tak hanya itu, suara bising
di jantung Ubii menandakan ada sesuatu dalam tubuh Ubii.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, Ubii
dinyatakan terkena profound hearing loss
yang menyebabkan dia tak bereaksi terhadap suara. Penyebabnya adalah Ubii
terinfeksi virus rubella semasa dalam kandungan. Oleh karena itu, Ubii mesti
menjalani berbagai terapi untuk menstimulasi kemampuannya. Selain terapi, Ges
juga aktif membuat permainan agar Ubii tetap aktif.
Ges dan Adit, suaminya mengalami masa sedih
dan menyenangkan dalam mengasuh Ubii. Sedih ketika Ges harus menerima perlakuan
tidak menyenangkan dari orang lain ketika melihat kondisi Ubii yang tidak
seperti anak-anak seusianya. Seperti yang dikatakannya di halaman 134.
Jadi, ini
yang dimaksud Tante Dion, “Sebenarnya, bukan anaknya yang harus dikuatkan,
tetapi orangtuanya, terutama ibunya.”
You know
what, Ubii? Ternyata melakukan itu semua tak mudah.
Namun ketika pelan-pelan Ubii mulai menunjukkan
kemajuan yang berarti, tentu saja Ges merasa sangat senang. Ges mencatat
berbagai hal yang bisa dilakukan oleh Ubii, seperti ketika Ubii mulai kuat
duduk lebih lama, ketika Ubii tidak rewel diminumi obat, dan ketika Ubii sangat
kooperatif menjalani syuting. Bagi Ges, sedikit kemajuan saja membuat dunianya
berwarna.
Tak mudah bagi Ges dan Adit untuk melaluinya.
Namun, Ubii memberikan banyak pengalaman berharga buat mereka. Berkat Ubii,
mereka belajar mandiri. Berkat Ubii mereka belajar bersyukur. Berkat Ubii,
mereka menjadi lebih kuat. Tak hanya itu, Ubii pulalah yang membuat Ges berani
memulai langkahnya membuat sebuah komunitas bernama Rumah Ramah Rubella. Di
dalam komunitas itu, Ges mengajak semua orangtua yang memiliki anak dengan congenital rubella syndrome seperti
Ubii, dan juga anak-anak berkebutuhan khusus lainnya untuk saling berbagi.
Membaca buku ini seperti mendengar penuturan
dari mulut Ges. Buku yang berasal dari postingan blog yang khusus dibuat untuk
menuliskan perkembangan Ubii dari waktu ke waktu ini terasa apa adanya. Ges
mengungkapkan semua ekspresinya dalam kalimat yang pas, tidak berlebihan
ataupun sebaliknya, kurang ekspresif. Jujur, mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkannya. Ges juga menunjukkan bahwa dia pun hanya
manusia biasa yang terkadang merasa bingung dan tak berdaya. Namun, kekuatan
Ges adalah dia mau bangkit dan kembali bersemangat demi putri tercintanya.
Salah satu bagian yang menyentuh yaitu pada
ending buku ketika Adit, ikut menuliskan perasaannya untuk Ubii. Walaupun tidak
selalu bersama Ubii, di dalam surat tersebut terasa sekali betapa cinta Adit
pada Ubii sangat besar. Ubii-lah semangat Adit untuk berubah menjadi lebih
baik.
Rasanya, buku yang dituturkan dengan apik ini
akan lebih menarik jika disertai satu bab khusus berisi tips untuk pembaca.
Dengan demikian, pembaca akan tahu bagaimana harus bersikap jika memiliki anak
seperti Ubii. Sayangnya pula, di dalam buku ini ada beberapa bagian tulisan
yang besar fontnya tidak seragam. Mungkin, ini bisa menjadi perhatian untuk
diperbaiki jika kelak buku ini cetak ulang.
Namun, secara keseluruhan, buku ini enak
dibaca dan bisa menjadi rekomendasi. Yang tak kalah penting, buku ini menggambarkan cinta Mami untuk Ubii. Tetap semangat ya Ges, Adit dan Ubii!
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Review #LetterstoAubrey
Infonya ada di sini |
Wow bukunya sangat menginspirasi ya mak, ngga hanya untuk orang tua seperti mak ges tapi juga untuk para ibu pada umumnya. Nice review mak ^^.
ReplyDeleteIya, Mak nggak berhenti baca sampai akhir. :) Makasih sudah mampir ya.
DeletePas Adit bacain penggalan suratnya langsung makin mrinding
ReplyDeleteAku yang cuma baca aja terharu, Mak :)
Deletereview yang bagus... jadi penasaran untuk baca bukunya
ReplyDeletesalam kenal
Salam kenal, Mbak. Moga bermanfaat ya reviewnya :)
Deleterecomended ya mbak... utk smua orang tua, bukan hanya utk orang tua dgn anak seperti ubii saja...
ReplyDeleteIya bener. Makasih sudah mampir di sini ya :)
DeleteMak Grace ini emang hebaaat banget, semangat dan cintanya buat Ubii bikin terharu banget :')
ReplyDeleteUdah gitu, masih semangat buat berbagi pengetahuan tentang penyakit Rubella yang pastinya membantu banget buat keluarga yang mengalami hal serupa..
Reviewnya bagus juga mak, ngalir dan enak dibaca..
semoga menang yaa ^^
Aamiin. Belajar banyak dari Mami Ubii ini. Makasih ya, Mak :)
Deletecinta mami pada ubi :* :")
ReplyDeleteorang tua yang hebat dengan anak hebat :")
jadi termotivasi yo mak
Iya, Cha. Bersyukur, bersyukur, bersyukur :)
Deletemakkkk iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa headernya tak liat2 kayak mak mira xD *lost pokusss
ReplyDeleteWkwkwkw, masaaak
Deletegood luck ya mbak fita. aku belum baca bukunya
ReplyDeleteAamiin. Makasih, Mak Lid. :)
DeleteThank you Kak Fita atas partisipasinya dalam Lomba Review #LetterstoAubrey :))
ReplyDeleteSama-sama, Mami Ubii :)
DeleteSaya belum baca buku Mak Ges ini, baca beberapa review dari beberapa teman juga jadi makin penasaran.
ReplyDeleteSukses untuk GA nya ya Mak :)
Aamiin. Bagus, Mak. Nggak kerasa bacanya sampai selesai hehehe
Deletesetuju mak... tulisannya pas, mengalir apa adanya :)
ReplyDeletePenting sekali membuka mata anak-anak kita. Bahwa ada anak yang cara belajarnya berbeda. Sehingga mereka memahami dan berempati. Bukunya mama Ubii ini tentu menolong ibu lain untuk mengetahui dunia istimewa tersebut.
ReplyDeletesemoga menang ya review buku nya
ReplyDelete