Sebenarnya,
naskah Misteri Taman Berhantu ini bukan naskah baru. Sudah beberapa tahun lalu
saya tulis. Sempat dikirim pada dua penerbit, tapi berakhir dengan penolakan.
Setelah itu, saya melupakannya hingga teronggok sekian lama di folder.
Hasil akhir cover yang diilustrasi oleh Mas Indra Bayu |
Saya
baru ingat lagi naskah ini, setelah saya main ke kantor KPG, sesaat setelah
memenangi Lomba Menulis Novel Bluestroberi yang diadakan Ice Cube Publisher.
Kebetulan Penerbit Kiddo, yang menerbitkan naskah Misteri Taman Berhantu,
berada satu atap dengan Ice Cube Publisher. Mbak Winda Veronica, yang memegang
naskah Rainy’s Days mengenalkan saya pada Mbak Pradikha Bestari.
Ngomong-ngomong
soal Mbak Dikha, demikian panggilan akrabnya, saya nggak nyangka bisa ketemu dia,
lho. Soalnya, biasanya cuma lihat tulisannya di majalah Bobo. Soal tulisan
misteri, Mbak Dikha ini jagonya. Pantes saja, murid-murid saya, juga Keisya,
suka banget baca Bobo. Apalagi yang ditunggu kalau bukan cerita misterinya Mbak
Dikha.
Kembali
ke naskah, seperti biasa, saat editor ketemu penulis yang ditanyakan sudah
pasti naskah hehe. Saya tiba-tiba saja ingat punya naskah yang nganggur.
Beberapa hari kemudian, saya kirim naskah itu ke Mbak Dikha. Dan ternyata,
mereka mau menerbitkan! Jawabannya nggak pakai lama pula. Hiyaa, langsung saja
saya tambah semangat.
Sayangnya,
Mbak Dikha minta revisi banyaaak… karena naskah ini mau dimasukkan ke dalam
Seri Misteri Favorit. Pastinya harus menyesuaikan dengan konsep judul di dalam
seri ini yang sudah terbit duluan. Saya mesti menambahkan fakta unik, mengubah
settingnya yang tadinya nggak jelas ada di negeri mana alias khayalan menjadi
sebuah tempat di Indonesia, juga mengutak-atik lagi alurnya supaya enak dibaca.
Naskah
tentang kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung pun saya revisi penuh semangat.
Soal setting, saya sempat bertanya-tanya pada beberapa teman yang pernah ke
sana. Saya juga browsing gambar dan berita melalui internet. Lumayan, saya jadi
ada gambaran mengenai settingnya.
Supaya
lebih menarik, tokoh utama di dalam cerita ini, yaitu dua anak kembar bernama
Sekar dan Laras, ditemani tokoh-tokoh lain. Selain tokoh yang sejak awal sudah
ada di dalam cerita, yaitu Pak Rico, guru yang berambut aneh; Pak Wisnu,
penjaga penangkaran kupu-kupu; dan Amel, murid yang perkataannya sering menjadi
kenyataan, saya tambahkan sosok Pak Rudy, sang jagawana.
Selain
revisi di atas, saya juga mesti menambahkan fakta unik tentang kupu-kupu,
Bantimurung, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penangkaran. Tujuannya
supaya pembaca novel ini, mendapatkan tambahan pengetahuan tentang kupu-kupu
dan juga Indonesia. Asik, kan?
Saya
ingat, waktu itu, saya minta waktu sampai akhir Januari karena awal Januari
saya berangkat umroh. Saya pikir, saya sempat mengutak-atiknya sebelum
berangkat, supaya setelahnya tinggal membaca ulang dan self editing. Nyatanya,
saya baru bisa total merevisi naskah setelah pulang. Lega dong, setelah saya
kirim. Ternyata… Mbak Dikha kembali mengirimkan e-mail revisi.
Jujur
saja, kepala saya mulai cenut-cenut. Begini risikonya punya editor superteliti,
ada yang nggak konsisten sedikit dia akan tahu. Okelah, saya pun merevisi lagi.
Ada beberapa bab yang diubah total. Berharap revisi ini lebih baik dari
sebelumnya, karena saya mengubah kurang lebih sepertiga bagian isinya, saya pun
mengirimkan kembali.
Tahukah
apa yang terjadi kemudian?
Tepat
di tanggal 14 Februari, Mbak Dikha mengirimkan kembali naskah saya beserta
poin-poin yang harus saya revisi, dengan catatan, waktu revisi hanya seminggu.
Doeeng! Rasanya mau pingsan.
Saya
tidak langsung menjawab e-mail itu. Butuh beberapa hari sampai saya berani
menjawab e-mail itu. Saya bilang pada Mbak Dikha, saya butuh waktu lebih dari
seminggu mengingat dua kali revisi ternyata hasilnya kurang memuaskan. Tetapi,
jika penerbit tidak bisa memberikan waktu lebih, lebih baik saya menarik naskah
tersebut.
Deg-degan
rasanya menunggu jawaban selanjutnya. Namun saya berusaha ikhlas. Rupanya,
naskah itu masih menjadi rezeki saya. Saya diberi waktu hingga 3 minggu untuk
menyelesaikannya.
Di
revisi ketiga, saya tidak mau menyiakan kesempatan itu. Niat saya, naskah ini
harus mulus supaya saya tidak diminta revisi lagi. Revisi terus bikin capek
hati, Sodara-sodara! Saya pun mulai dari awal. Saya buat mindmap untuk mengurai
benang kusut di otak. Nggak tanggung-tanggung, mindmap saja sampai beberapa
kali saya ganti hehe.
Mindmap yang berubah beberapa kali |
Terakhir, barulah saya tulis ulang ceritanya. Catat,
tulis ulang alias rewrite, bukan revisi saja. *nyengir lebar. Akhirnya,
menjelang batas waktu yang ditentukan, naskah tersebut sudah mengalami
perombakan besar-besaran. Sekitar 75% berbeda dari naskah awal. Puaskah saya?
Belum, karena saya belum dengar komentar Mbak Dikha.
Setelah
mengirim e-mail, saya gelisah luar biasa. Rasanya seperti nunggu hasil tesis
dulu, hehehe. Dan saya baru bisa tersenyum ketika Mbak Dikha bilang yess!
Buat
teman-teman yang ingin baca novel ini, tunggu tanggal terbitnya, ya. Novel ini
dijadwalkan terbit 14 April 2014. Novel yang tadinya berjudul Misteri Taman
Kupu-kupu ini diubah judulnya menjadi Misteri Taman Berhantu bukan tanpa sebab.
Baca sendiri, deh.
Kisah di balik pembuatan buku seru biasanya memang tak kalah seru. Keren, Mbak! Btw, tokoh utamanya bernama Sekar? Sebagai ibunya Sekar, kayaknya saya harus punya, nih :D
ReplyDeleteMakasih, Mbak Vero. Oh putrinya namanya Sekar, Mbak? Kebetulan anakku yang kembar nama belakangnya "Larasati", makanya aku buat tokoh yang namanya Laras, satunya Sekar hehehe...
DeleteWah beberapa kali revisi pasti keren selamat ya mbak fita
ReplyDeleteAamiin, moga pembaca berpikir begitu, Mak hehehe... Terima kasih sudah mampir ya :)
DeleteSelaamat ya Mba Fita akhirnya dah dibuatin cover dan tinggal naik cetaaak yaka
ReplyDeleteAamiin. Tinggal nunggu terbitnya nih, mak. Makasih yaaa
DeleteHuaaaa selamat mba, ih kapan yaaa aku bisa bikin novel anak? hehehe
ReplyDeleteMakasih ya. Ayo mulai bikin dong. pasti bisa :)
Deletewuaduh, sharingnya keren abis Fita (y) Jadi penasaran pengen baca pas dah terbit nanti ^__^
ReplyDeleteMakasih, Mbak Aira. Moga bermanfaat ya :)
DeleteSetiap mampir ke blog ini, selalu kepanasan. tabokin aku dong, mak, biar bisa pecah telor 1 buku tahun ini ^_^
ReplyDeleteAyo, mak. *goyang pompom :))
DeleteMak Fita yang udah punya banyak buku aja revisinya bisa berkali2. Apalagi kalau saya yg ngalamin, ya. Berarti gak boleh patah semangat :)
ReplyDeleteBener banget, jangan patah semangat, Mak :)
DeleteFitaaaa...aku antri buku yg ada tanda tangannya yah. I'm your loyal fans lah hihihii...
ReplyDeletePengin banget bisa bikin postingan kayak begini hiks... kapan yaaa :D *ngidupin kipas sate to the max....panaaasss