Menulis dengan Hati: Menulis, Bermain dan Tertawa Bersama Anak-anak di Semarang

Sabtu, 30 Juni 2012 saya mendapatkan undangan dari Salimah PC Tembalang, Semarang untuk mengisi pelatihan menulis yang mereka adakan. Sekitar pukul 07.30 saya bersama Keisya dan salah seorang sepupu saya, Hisna, meluncur ke Kantor Kecamatan Tembalang. Sengaja saya mengajak Keisya agar dia bisa ikut melihat acara tersebut. Menurut Aan Wulandari, teman sekaligus salah seorang panitia yang jauh-jauh hari sudah meminta saya mengisi acara ini, peserta yang mendaftar sekitar 20 orang.

Tiba di tempat acara, saya langsung mempersiapkan diri. Beberapa peserta sudah duduk manis di kursi mereka. Saya ajak mereka mengobrol, ada tiga orang kakak beradik yang ikut pelatihan menulis tersebut, mereka nampak bersemangat, meski masih malu-malu.

Senam, yuk!

Pukul 09.15 acara dimulai. Setelah dibuka oleh Bapak Sekdes mewakili Bapak Camat yang tidak bisa hadis, lalu dilanjutkan oleh Ketua Panitia, kami mulai pelatihan itu. Melihat peserta yang masih saling berdiam diri, saya ajak mereka sedikit gerak badan. Olahraga ringan memainkan tangan dan jemari mereka untuk melemaskan otot-otot tangan.

Semangat menjawab

Menunjukkan hasil tulisan

Selanjutnya, mereka saya ajak menonton film pendek. Saya tanyakan pada mereka, "Berapa tokoh dalam film ini yang membaca buku? Ayo, coba sebutkan!"
Setelah beberapa kali diputar ulang ada seorang anak yang menyebutkan lebih dari 20 tokoh dalam film itu. Saya berikan hadiah, satu eks Majalah Irfan yang disediakan panitia. Dengan menyebutkan nama tokoh di dalam film itu sebanyak-banyaknya, artinya mereka mengamati film tersebut dengan baik dan tahu definisi tokoh cerita.

Games berkelompok

Mengambil kartu ide

Setelah itu pemberian materi saya selingi dengan beberapa games. Salah satunya adalah games dengan kartu ide. Anak-anak saya minta mengambil masing-masing satu kartu yang sudah saya tempel di tembok dan membuat cerita dari gambar yang mereka lihat di kartu itu. Ketika saya tantang mereka maju, satu persatu mereka memberanikan diri maju untuk membacakan cerita yang mereka tulis.

Membacakan cerita

Saya juga sempat mengajak Keisya maju untuk menceritakan tulisan perjalannya yang kebetulan dimuat di majalah Irfan yang dibagikan untuk hadiah bagi peserta. Saat Keisya menceritakannya, saya menangkap mata-mata mereka memperhatikan tulisan di dalam majalah itu. Saya berharap mereka pun mau menuliskan kisah perjalanan mereka, dan mengirimkannya.

Keisya ikut memberi motivasi

Yang lucu, ketika saya mencontohkan tokoh-tokoh cerita yang unik dengan "memamerkan" beberapa buku seperti Holiday in Spapizda karya Dewi "Ichen" Cendika dan Inilah Kelas Paling Ajaib karya Benny Rhamdani, mereka tertawa cekikikan. Pasalnya, nama tokoh di buku Holiday Spapizda itu memang unik, terdengar seperti nama makanan. Mereka juga tertawa mengetahui karakter tokoh di buku Inilah kelas Paling Ajaib yang suka kentut atau yang menganggap dirinya sepeda motor!

Bersama calon pembaca buku saya

Di akhir acara, saya minta mereka menulis satu paragraf pendek tentang apa saja yang mereka ingin tulis. Alhamdulillah, mereka bisa menuliskannya. Dan tentu saja, ada hadiah buku yang saya berikan untuk mereka yang berani membacakannya.

Booksigning

Hari yang istimewa itu, kami tutup dengan berfoto bersama, booksigning, dan berbincang. Salah seorang ibu peserta pelatihan sempat menyatakan bahwa dia ingin sekali putrinya belajar lebih mendalam tentang penulisan. Andai saja saya berdomisili di Semarang tentu saja saya mau sekali mengadakan kelas kecil lanjutan. Syukurlah, ada Aan yang bisa menggantikan.

Semoga saja dengan pelatihan ini, bibit-bibit penulis cilik dari Semarang bertumbuhan. Harapan saya, setiap kali saya mudik, saya ingin mengadakan sharing, diskusi atau pelatihan menulis. Ini adalah salah satu impian saya untuk membagikan "sesuatu" pada kota kelahrian saya. Insya Allah, kegiatan ini akan berkelanjutan. Mohon doanya ya, teman-teman. :)