Saturday, March 14, 2015

[Artikel Wisata] Keliling Bangkok, Naik Apa Pun Bisa

Salah satu tulisan pendek saya yang dimuat di media. Kali ini di Koran Pikiran Rakyat. Idenya sederhana kok, saya sedang ngubek file dan menemukan banyak foto-foto alat transportasi waktu jalan-jalan ke Bangkok.
Untuk mengirimkan tulisan ke rubrik Pariwisata Koran Pikiran Rakyat ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
1. Buat tulisan sepanjang 2 halaman, 1,5 spasi. Nggak panjang kan?
2. Fokus saja pada satu topik yang ingin diangkat. Jujur, berdasarkan pengalaman kita.
3. Sertakan 3-5 foto. Pastikan fotonya kualitas bagus.
4. Kirim ke redaksi@pikiran_rakyat.com. Cc ke hiburan@pikiran_rakyat.com.
Di bawah ini tulisan saya yang dimuat di Pikiran Rakyat 14 Juni 2014. 


Foto dapat dari Mbak Asri Andarini

Jalan-jalan Keliling Bangkok, Naik Apa Pun Bisa

            Tidak perlu pusing memikirkan masalah transportasi di Bangkok. Pasalnya, alat transportasi massal di sini teratur, bersih, dan nyaman. Pilihannya pun beragam. Mau naik MRT (subway), silakan. Ingin menikmati pemandangan dari atas BTS (Bangkok Skytrain), boleh. Ingin melihat kehidupan di sepanjang Chao Praya melalui river cruise, ayo. Atau, ingin menjajal tuk-tuk?
            Enaknya, di Bangkok antara jalur transportasi satu dengan yang lainnya tertata apik. Di beberapa perhentian ada interchange yang memudahkan kita beralih dari satu moda transportasi ke moda lainnya. Sebelum menjelajah Bangkok, mari kenali satu per satu alat transportasinya.

Airport Rail Link
Airport Rail Link adalah kereta yang bermuara di Bandara Svarnabhumi. Ada dua jenis kereta yaitu Airport Express dan Airport City Line. Sesuai namanya, Airport Express lebih cepat. Sedangkan Airport City Line berhenti di beberapa stasiun.

MRT
MRT atau subway tersedia mulai dari stasiun Hua Lamphong sampai Bang Sue. Keretanya sangat bersih, demikian pula stasiunnya. MRT melintas setiap beberapa menit sekali. Jadi, tak perlu khawatir menunggu lama. Untuk menaikinya, kita perlu menggunakan koin sejenis token. Awalnya, saya sempat berpikir, apakah mereka tak kesulitan mengelola sampah plastik dari token ini? Ternyata, jawabannya sederhana. Token itu kembali lagi pada mereka karena setelah digunakan, token harus dimasukkan kembali ke suatu alat di pintu keluar setiap stasiun. Kalau tidak, tentu saja kita tidak bisa keluar dari stasiun.

BTS (Bangkok Skytrain)
Mirip dengan MRT, monorel berjalan di atas rel. Bedanya, dari dalam BTS kita bisa melihat pemandangan kota Bangkok. Ada dua jalur BTS yaitu Sukhumvit Line dan Si Lom Line. Tiketnya, seharga 15-40 Bath. Saya terkesan dengan pola antri masyarakat Bangkok. Saat berada di sebuah stasiun BTS pada jam sibuk, calon penumpang rela mengantri berjajar ke belakang. Tidak ada yang sengaja mendahului di depan garis yang telah ditetapkan sebagai batas atau mendesak masuk saat penumpang keluar dari dalam BTS. Pemandangan yang langka saya temui di Indonesia.

River Cruise
Ada yang kurang rasanya kalau ke Bangkok tanpa naik river cruise atau boat. Chao Praya yang membelah Bangkok tidak membuat masyarakat Bangkok kesulitan bepergian ke seberangnya. Ada beberapa pilihan river cruise, yaitu yang berbendera oranye, kuning, dan hijau. Masing-masing memiliki panjang jalur yang berbeda, meski sebagian besar melalui perhentian yang sama. Yang perlu diperhatikan, river cruise berbendera kuning khusus untuk wisatawan dengan one day pass. Sedangkan yang berbendera oranye biasa digunakan masyarakat umum untuk bepergian, berangkat bekerja, ataupun pulang. Selain itu, ada juga express river cruise, yang tidak berhenti di setiap perhentian.
Di dalam river cruise masing-masing tempat duduk memiliki pelampung di bawahnya. Salah satu hal yang wajib dicontoh pula.

Tuk-tuk
Tuk-tuk atau “sam lor”, merupakan alat transportasi khas Bangkok yang tak sabar saya coba ketika menjejakkan kaki di sana. Bentuknya seperti becak, beroda tiga tapi bermotor. Kalau dilihat sepintas, kita akan sepakat bahwa inilah yang seringkali kita sebut bajaj, di Jakarta.
Kunci berkendara menggunakan tuk-tuk adalah pandai menawar. Jadi, sebaiknya kita tahu jarak yang akan kita tempuh supaya bisa memperkirakan kepantasan harganya. Menawar sekitar 10-5 Bath lebih rendah merupakan hal yang wajar.
Meski tuk-tuk lebih gesit ketimbang taksi, tetapi mengingat kendaraan ini terbuka, asap dan debu bisa dengan mudah masuk. Jadi,ada baiknya mengenakan masker agar terhindar dari debu.

Satu lagi tips menaiki tuk-tuk, waspadalah terhadap tuk-tuk yang menawarkan berkeliling dengan harga sangat murah. Terkadang, mereka memberhentikan atau memaksa kita ke suatu tempat supaya kita membeli sesuatu (misalnya ke toko souvenir). Apa untungnya bagi mereka? Mereka mendapatkan imbalan dari toko tersebut jika bisa membawa calon pembeli. [Fita Chakra]

33 comments :

  1. Menarik.....bisa keliling Bangkok dengan transportasi apapun... Aku belum pernah ke sana...ttp pengen banget... Mudah2an aku ada rejeki untuk mengunjunginya... Nice post Mbak... Senang aku mampir ke blog ini bisa membaca banyak artikel wisata... Hitung2 wisata gratis, hehe..

    ReplyDelete
  2. Selamat ya emakkk...
    Aduuhhh jd pgn ke bangkok jg nih
    Tfs ya mak

    ReplyDelete
  3. Aku pengen kirim ke Pikiran Rakyat, tapi lupa terus dan yang jelas enggak pede :D
    Ternyata halamannya cuma sedikit ya, jadi mupeng coba lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cuma sedikit kok, Mbak. Hitung-hitung pemanasan hehehe

      Delete
  4. Pingin nyoba deh kirim ke pikiran rakyat. Nanti dikasitau email pemberitahuan kan mah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak dikasih tahu, Mak Ade. Aku tahunya dari temen. Ada yang lihat tulisanku dimuat :D

      Delete
  5. Menarikkk mak.... Semoga destinasi tamasyaku selanjutnua bangkok yaaa... Aamiinnn

    ReplyDelete
  6. Pertama, aku kangen sama Bangkok. Kedua, jadi mupeng kirim ke media lagi. Inspiratif nih, Fit ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Nik. Kapan ya kita jalan-jalan bareng lagi :) Aku juga pingin nulis di media lagi nih. :)

      Delete
  7. Mak Fita, kalau di pikiran rakyat katanya honornya susah keluarnya ya. Beneran nggak sih mak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sempet nelepon ke sana, Mak buat nanyain honor. Langsung ditransfer hari itu juga. Waktu itu udah lewat seminggu apa 2 minggu ya? Lupa. Terus aku telepon deh.

      Delete
  8. Selalu ngga pede kalo nulis artikel wisata hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo pede dong, kan udah mulai nulis tuh di web yang ituh :)

      Delete
  9. ooh gitu ya mak caranya, akumau kirim apa ya

    ReplyDelete
  10. wah senengnya. Wah kayaknya bisa dicoba nich mak. Makasih infonya

    ReplyDelete
  11. waah asyik nih kayaknya bisa keliling bangkok,,hehe nama alat transportasinya bagus juga ya tuk-tuk :)

    ReplyDelete
  12. enak nya bisa jalan-jalan kesana,.. pengen :)

    ReplyDelete
  13. wah dimuat lagii..selamat fiiit....

    ReplyDelete
  14. wah, pasti senang ya dimuat di koran. Jadi inget masa2 tulisan dimuat di koran dulu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seneng banget, sensasinya beda sama nulis buku hehehe

      Delete
  15. Aku pengen kirim ke Pikiran Rakyat, tapi lupa terus dan yang jelas enggak pede :D
    Ternyata halamannya cuma sedikit ya, jadi mupeng coba lagi.

    ReplyDelete