Saturday, July 27, 2013

[Puisi] Hari Ini, Sayang...

Repost dari note FB di hari ulang tahun Keisya yang ke-5, 30 Juli 2010. Beberapa hari lagi, Keisya akan berulang tahun ke-8. Hingga sekarang, cita-citanya tak berubah, "Menjadi penulis seperti Bunda." Karena itulah, saya tetap ingin menulis, sampai kapanpun.


Hari ini, Sayang…
Hari ini usiamu tepat lima tahun.
Hari yang kautunggu-tunggu sejak beberapa bulan yang lalu.
Hingga tak bosan kautanyakan padaku
“Kapan hari ulang tahunku, Bunda?”

Hari ini, Sayang…
Mari kita mulai hari ini dengan doa-doa.
Doa terindah yang bisa Bunda panjatkan untukmu.
Doa yang selalu Bunda bisikkan sejak Allah hadirkan kau di dunia ini.
Semua doa yang yang terbaik untukmu.
Kumpulan doa yang kuyakin juga didengungkan ribuan ibu di luar sana.
Hanya doa sederhana, yang datang dari ketulusan hati terdalam seorang ibu.


Jadilah kau anak yang sholekhah.
Sehat jiwa dan ragamu, panjang usiamu, cerdas akalmu, lancar rizkimu, bahagia hidupmu, santun perilakumu, sopan tutur bicaramu, sayangi sesama seperti kau mencintai keluargamu.
Juga selalu ingat pada Allah Yang Maha Besar.

Hari ini, Sayang…
Kuingat kembali masa-masa dulu, yang pernah kita lalui bersama.
Saat tangismu pertama kali kudengar subuh itu.
Saat kubawa serta dirimu mengikuti ujian pasca sarjana itu.
Saat kau goreskan tulisan tanganmu pertama kalinya di usia tiga tahun.
Saat wajahmu berurai airmata ketika kutinggalkan dirimu sejenak hanya untuk memenuhi panggilan jiwaku yang lain, menekuri sebuah mesin bernama laptop untuk menulis.

Tawa, tangis, duka, bahagia
Semua telah kita lewati bersama.
Meski kusadari, aku bukanlah Bunda yang sempurna.

Kadang aku marah.
Ketika kukira tak kaupahami perkataanku.
Seberapa besar luka hatimu karena kata-kataku, Sayang?

Kadang aku kesal.
Ketika kau memaksaku bersamamu, sementara kuingin berbaring sejenak.
Banyakkah lubang kekecewaaan dalam dirimu, Sayang?

Berkali-kali kusesali apa yang kulakukan dengan bertanya.
Berapa banyak duri yang menancap di hatimu, mendengar marahku?
Berapa banyak benih harapan yang musnah, mendengar kesalku?

Tapi bukan balasan amarah dan kekesalan yang kuperoleh.
Kau tetap memelukku, saat akan berangkat tidur.
Kau tetap memintaku membacakan buku cerita kesayanganmu.
Kau tetap berharap akulah yang mendampingimu membaca doa sebelum tidur.
Kau tetap bahagia saat aku mau menuliskan ide-ide cerita di dalam benakmu ke dalam ketukan-ketukan keyboard.
Lalu kau baca pelan-pelan, “Ditulis… oleh… Bunda dan Keisya!” sambil meloncat-loncat riang.
Kau menunggu dengan sabar waktumu bersamaku.
Kau tetap berkata, “Aku sayaaaaaang, Bunda…” dengan “a” yang panjang disertai pelukan hangatmu.

Hari ini, Sayang…
Kusadari bahwa dari kamulah aku belajar banyak hal.
Kamulah yang membuatku belajar bersabar, belajar memahami, belajar mendengarkan.
Bukan aku yang mengajarimu.
Tetapi kamu yang mengajariku menjadi orang yang lebih baik.

Hari ini, Sayang…
Mari kita berdoa bersama-sama
Agar kita selalu menyayangi satu sama lain.
Agar kita saling memaafkan.
Agar kita dapat saling mengingatkan di kala kita lupa.
Untuk kebaikan kita bersama.

Hari ini, Sayang…
Kuucapkan selamat ulang tahun untukmu.
Kusiapkan sebuah kue beserta lilin di atasnya yang sederhana.
Tiuplah lilin ulang tahunmu, penuh rasa syukur pada-Nya.
Cicipilah sepotong kue ulang tahunmu.
Yang sarat dengan rasa cinta dariku.
Dan tebarkan rasanya yang manis dan lezat, melalui senyum manismu, tawa riangmu, dan ocehanmu yang menggemaskan.
Biarkanlah semakin banyak orang yang menikmatinya.
Seperti aku menikmatinya.


*Untuk ananda Keisya (yang arti namany: gadis cantik yang berbahagia dan baik hati) di usia kelimanya. Malaikat kecil yang ketika kutanya kemarin, bercita-cita menjadi seorang penulis. Sebelumnya dia ingin menjadi koki. :) Entah apa yang kaucita-citakan esok hari. 
Bebaskan semua impianmu, Nak. Tak ada mimpi yang mustahil untuk dikejar, selama kau percaya mimpi itu ada. 

Link postingan di FB ada di sini

9 comments :

  1. Puisi yang cantiiik banget.
    Selamat ultah Keiysa..lihat Keysa pas umur 5 tahun.
    Btw, cuma beda 4 hari dari Cinta lahirnya, tgl 26.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, umurnya sama, Mbak? Met ultah, Cinta. :)

      Delete
  2. puisi penulis beda ya, cantik :D

    ReplyDelete
  3. Terpikir, pasti ibu kita dulu seperti kita sekarang. Melakukan segalanya, tak berpikir apakah kelak kita nanti akan membalasnya, yang penting kita senang. Keceriaan kita adalah kebahagiaan mereka. Keceriaan anak-anak adalah segalanya bagi kita. Puisi yang indah mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Mak. :) Iya, bener banget. Kadang, merasa waktu begitu vepat berlalu, tahu-tahu anak-anak sudah gede hehehe

      Delete
  4. nice poetry mbak fita jadi terharu bacanya ingat anakku

    ReplyDelete
  5. met ultah Keisya :*

    ReplyDelete